Di Indonesia mulai banyak yang menggemari sepatu boots salah satunya Dr Martens yang biasa disebut Docmart. Meski bukan sneakers yang nyaman digunakan sehari - hari namun, docmart mendapatkan tempat tersendiri di hati para penggemarnya.
Sepatu boots asal Jerman yang awalnya dibuat untuk membantu proses pemulihan sang penemu hingga menjadi simbol perlawanan. Sepatu ini juga awalnya digunakan untuk pekerja berat seperti buruh dan para pekerja kasar lainnya.
Docmart adalah sepatu boots yang dibuat oleh seorang tentara Nazi bernama Dr Klaus Marteens pada tahun 1947. Saat Dr klaus liburan bermain ski di Pegunungan Bavaria dia mengalami kecelakaan yang membuat kakinya cedera. Karena sepatu boots militernya tidak nyaman saat tahap pemulihan. Akhirnya dia memodifikasi solnya menjadi bantalan udara yang empuk dan nyaman saat masa pemulihannya.
Dia pun menunjukan prototipe pada teman kuliahnya Dr Herbert Funk, dia pun merasa inovasi ini memiliki potensi. Mereka mulai memproduksi dan menjualnya, dalam satu dekade bisnisnya melaju dengan cepat.
Di tahun 1959 sebuah perusahaan di Inggris ada perusahaan keluarga Griggs yang dikelola oleh generasi ketiga mereka, yaitu Bill dan saudaranya, Ray, Colin, serta putranya Max. Saat baca koran Bill tiba - tiba terfokus pada sebuah iklan dari jerman tentang sepatu yang memiliki sol empuk. Mereka pun tertarik dan akhirnya Griggs dapat lisensi eksklusif dan diubahlah sepatu Docmart tersebut.
Dibuat perubahan pada tumit juga ditambahkan jahitan kuning mengelilingi solnya yang menjadikan ciri khas sepatu tersebut. Boots ini diberi nama Airwair serta dilengkapi tag pada tumit dengan slogan With Bouncing soles.
Nama model sepatu ini yaitu type 1460 yang bermula pada tanggal pembuatannya 1 April 1960. Boots ini identik dengan adanya delapan lupang tali. Lalu di tahun berikutnya dibuatlah type 1461 dengan tiga lubang tali sepatu, konsep namanya sama seperti model sebelumnya yaitu tanggal pembuatan sepatu ini 1 April 1961.
Beberapa tahun pertama keberadaan Dr. Martens adalah sebagai sepatu kerja seharga £2, yang dijual untuk kelas pekerja Inggris. Kemudian, Dr Martens mulai diminati oleh anak muda yang mencintai musik "ska", yang dengan bangga menjunjung tinggi gaya kelas pekerja Inggris. Tak lama kemudian, Pete Townshend dari band rock "The Who" menjadi artis papan atas pertama yang mengenakannya sebagai simbol kebanggaan kelas pekerja dan sikap memberontaknya. Pada akhir tahun 60an subculture mods, skinhead mulai memakai sepatu ini. Kemudian sejak saat itu docmart menjadi icon subculture di inggris. Lalu saat punk muncul dan skinhead berkembang pesat sepatu docmart menjadi terkait identitas mereka.
Tahun 1970-an, dekade glam, punk, musik populer "Two Tone" dan "goth" awal, menyaksikan budaya anak muda Inggris menjamur. Pada akhir dekade tersebut, sepatu boots telah menjadi simbol ekspresi diri di jantung budaya anak muda Inggris. Penjualan sepatu boots ukuran pria kecil membuat Dr. Martens menyadari tren jalanan bagi wanita yang membeli lalu memodifikasi (biasanya dengan motif bunga) sepatu boots delapan lubang yang sederhana itu. Sementara itu, musisi "Hardcore" AS yang melakukan tur di Inggris mulai membawa sepasang Dr. Martens kembali ke pantai barat, sehingga secara tidak sengaja memulai adopsi merek tersebut oleh subkultur Amerika.
Sepatu ini di populerkan oleh vokalis band hardcore Minor Threat dia selalu memakai sepatu ini saat tampil hingga di kehidupan sehari-hari nya. Henry Rollins dari Black Flag selalu memakai docmart saat penampilan nya dan berkata ia tidak percaya diri jika tidak memakai docmart.