Pernah membayangkan pergi menunaikan ibadah haji tanpa menggunakan pesawat terbang ? Saat ini, tentu itu hal yang sulit. Jangankan untuk negara negara yang jaraknya jauh dari tanah Suci di negeri Arab , seperti negeri kita, Indonesia. Negara-negara yang berada di sekitar Arab Saudi saja , banyak yang menggunakan pesawat terbang. Tentu karena kecepatan dan kemudahannya.
Jumlah jamaah haji yang begitu banyak dan datang dari berbagai negara membutuhkan armada yang cepat dan efisien. Pesawat terbang menjadi jawaban paling tepat sekaligus pilihan terbaik. Dapat memangkas jarak dan waktu menjadi lebih pendek dan cepat. Ini paling sesuai dengan tuntutan kesibukan manusia yang makin padat.
Tidak terbayangkan jika menuaikan haji ke tanah suci harus menggunakan jalur laut ataupun jalur darat. Waktu yang dibutuhkan sangat lama, dan harus menempuh medan perjalanan yang berat dan banyak resiko. Itu semua tentu membutuhkan daya tahan fisik yang lebih kuat bagi para calon jamaah haji atau umrah . Padahal dari calon jammaah calon haji yang ada di list daftar pemberangkatan justru mayoritas dari kelompok usia yang sudah tua. Alias kelompok manula.
Maka penemuan pesawat terbang menjadi hal yang patut disyukuri. Kemajuan teknologi di bidang pesawat terbang telah mampu membuat pesawat berukuran besar dan berbadan lebar yang mampu mengangkut penumpang cukup banyak sehingga mampu memenuhi tuntutan kebutuhan jumlah penerbangan jemaah haji yang makin banyak jumlah antriannya.
Begitu pentingnya pesawat terbang untuk memperlancar proses menunaikan ibadah haji ini, namun ummat islam mungkin tidak banyak mengetahui orang yang berjasa bagi lahirnya pesawat terbang. Jangankan perintis pertama kali manusia terbang dari ummat islam , yang dikenal sebagai penemu pesawat terbang modern pun banyak yang tidak tahu.
Dalam dalil hukum ada kaidah sesuatu yang wajib dilaksanakan maka syarat terlaksananya kewajiban itu menjadi wajib. Menunaikan ibadah haji itu hukum wajib bagi yang sudah memiliki kemampuan. Jika menuaikan haji menjadi wajib maka prasyarat agar haji dapat dilaksanakan menjadi wajib dipenuhi juga. Dan syarat bisa melakukan haji bagi yang umat muslim yang jaraknya jauh dari tanah suci tentu adalah alat transportasi.
Seharusnya ummat islam sebagai umat yang memiliki konsep ini menjadi pihak yang lebih punya tanggung jawab untuk menemukan mode alat transportasi . Ummat islam menjadi pihak terdepan untuk memikirkan terwujudnya sarana ini, demi menunjang kelancaran proses beribadah.
Ini serupa dengan yang dicontohkan nabi mengenai kebersihan. Kebersihan adalah sebagian daripada iman. Dan terkait kebersihan gigi yang sangat penting, Nabi pun sudah menganjurkan untuk bersiwak. Suatu alat kebersihan gigi yang cukup canggih untuk waktu itu. Yang berasal dari dahan atau akar pohon Salvadora Persica. Nabi tidak hanya menganjurkan tentang kebersihan namun juga bagaimana mewujudkan dalam bentuk nyata kesehariannya dengan mengetahui keunggulan batang siwak untuk menunjang kebersihan gigi dan mulut.
Namun ironisnya ummat islam yang memiliki kaidah hukum itu , justru lebih banyak tertinggal. Kalah dan tertinggal dengan umat non islam yang lebih peduli terhadap pentingnya penemuan alat transportasi, khususnya di bidang teknologi pesawat terbang.
Sejarah memang orang yang melakukan penerbangan pertama menggunakan mesin adalah Wright bersaudara ( Orville Wright dan Wilbur Wright ). Merekalah yang melakukan penerbangan dengan menggunakan pesawat dengan mesin sederhana dan berhasil terbang selama beberapa menit. Namun itu sudah cukup untuk menjadi batu loncatan , bagi perkembangan teknologi pesawat terbang hingga sekarang ini.
Mimpi manusia bisa terbang sebenarnya sudah dimulai dari abad 9. Dan orang itu ternyata adalah Abbas bin Firmas. Seorang ilmuwan muslim, yang di dunia barat juga dikenal sebagai Armen Firman. . Abbas melakukan uji penerbangan pertama dari puncak masjid Cordoba. Masjid simbol kejayaan dan kemajuan bangsa muslim di Eropa.