Lihat ke Halaman Asli

Adi Triyanto

Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Sikap Sombong Mendekatkan Manusia kepada Bencana

Diperbarui: 4 April 2024   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Salah satu bentuk kesempurnaan itu adalah diberikannya akal kepada manusia.  Anugerah Tuhan paling berharga. Anugerah  yang tidak diberikan kepada makhluk ciptaan Tuhan yang lain.

Kemampuan  akal manusia memang luar biasa. Sehingga ketika dipergunakan dengan benar manusia bisa lebih mulia daripada malaikat. Sebaliknya bila tidak digunakan dengan benar manusia bisa lebih rendah daripada hewan.

Anugerah akal yang luar biasa, satu sisi memberikan dampak positip , di                lain sisi  memberikan efek negatip. Ibarat pedang bermata dua. Dan hal yang sering  muncul mengiringi kisah  kemampuan akal manusia adalah munculnya sikap sombong. . Sikap  yang bisa menjerumuskan  manusia ke dalam jurang api neraka. Karena sikap sombong termasuk sikap yang sangat dibenci Tuhan.  Syetan pun terusir dari surga karena sikap sombongnya.

Namun apa yang sudah dicapai umat manusia sepanjang sejarahnya , memang   banyak  yang patut dibanggakan. Ada banyak   teori sains dan teknologi  canggih terlahir. Dan akal manusia tak pernah berhenti untuk terus berpikir dan berkarya. Semua yang diciptakan Tuhan, menjadi obyek yang menantang bagi akal manusia untuk ditundukkan.

Warisan warisan sejarah dunia, yang berujud keajaiban dunia, tentu menjadi bukti pencapaian tertinggi penggunaan akal manusia. Penggunaan akal yang dituntun sikap rendah hati dan ketundukkan kepada kebesaran Tuhan. Karenanya  banyak dari warisan dunia itu berbentuk tempat tempat suci tempat umat manusia menyembah Tuhan .  Warisan dunia itu menjadi hal yang positip dan menjadi pelajaran penting bagi generasi manusia yang akan datang.

Namun juga tidak sedikit pencapaian yang tinggi karena didasari sikap sombong justru menjadi  musibah bagi ummat manusia. Banyak peristiwa besar yang dapat dijadikan pelajaran terkait sikap sombong manusia yang mendewakan kemampuan akal.  Dan menganggap semua bisa ditundukkan. Semua sudah diketahui. Dan merasa semua perhitungan dan kalkulasi sudah benar tanpa celah  kesalahan sedikitpun.

Dalam bidang teknologi perkapalan, tentu  kita pernah mendengar kisah tentang tenggelamnya kapal Titanic. Kapal pesiar super mewah dan super cepat . Begitu besarnya peristiwa tersebut hingga di-Film-kan.

White Star Line, perusahaan galangan kapal Inggris, selesai membangun RMS Titanic, para petingginya mengklaim dengan pongahnya armada tersebut tidak akan bisa tenggelam. Akan tetapi, kapal tersebut justru karam dalam pelayaran pertama dari Inggris menuju Amerika Serikat (AS).

Titanic dibangun dengan misi menjadi kapal paling mewah di dunia pada dekade 1910. Kapal tersebut berukuran panjang 274 meter (m) dengan tinggi mencapai 30 m. Titanic diklaim dapat melaju hingga kecepatan 30 knot, yang tercepat saat itu.

Klaim tidak bisa tenggelam itu bukan hanya omong kosong belaka. Titanic dirancang memiliki kompartemen kedap air yang dibuat khusus oleh White Star Line. Kompartemen khusus itu membuat Titanic terlihat tidak akan bisa tenggelam karena kemasukan air.

Kapal mewah itu lantas berangkat pada April 1912 dari pelabuhan Southampton, Inggris, dengan tujuan New York, Amerika Serikat (AS). Titanic dijadwalkan singgah di Cherbourg, Prancis, dan Queenstown, Irlandia. Kapal besar itu membawa lebih dari 2.206 penumpang, termasuk 898 kru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline