Teori Evolusi menyatakan nenek moyang manusia berasal dari bangsa kera. Atau kalau mau ditarik mundur lebih jauh lagi, nenek moyang manusia adalah bangsa amoeba. Makhluk bersel satu. Makhluk hidup penghuni bumi paling awal . Suka atau tidak suka. Itulah fakta sains yang ada saat ini. Bukti bukti empiris dan fisik sangat mendukung kebenaran teori evolusi. Itulah dalil sains (imu pengetahuan).
Metode ilmiah sains yang telah melahirkan teori evolusi juga telah menghasilkan penemuan atau teori sains yang lain yang memberi manfaat bagi kehidupan umat manusia. Dengan metode ilmiah sains itu juga kita bisa menikmati perjalanan menggunakan pesawat terbang menjelajahi banyak tempat di berbagai belahan bumi. Dengan metode sains yang sama juga kita bisa merasakan manfaatnya berbagai alat canggih di dunia kedokteran yang mampu mendiagnosa dan menyembuhkan berbagai penyakit dan luka karena kecelakaan.
Jadi tidak ada alasan untuk tidak mempercayai sains. Karena dia bisa dilihat, di dengar, dan juga dirasakan. Jangan menolak hasil metode sains hanya karena menyakiti perasaaan atau harga diri manusia. Makhluk yang paling sempurna dibanding makhlkuk Tuhan yang lain.
Di lain sisi agamawan menyatakan bahwa manusia adalah keturunan Nabi Adam, manusia pertama di bumi. Sebagaimana tercantum alam kitab suci. Di mana manusia diciptakan dari sebuah Firman. "Jadilah maka jadi ". Apa yang disampaikan kitab suci adalah kebenaran final karena berasal dari Tuhan.
Keyakinan akan manusia sebagai ciptaan Tuhan, adalah keyakinan dasar bagi penganut agama. Semua yang tergelar di dunia ini adalah kehendak bebas Tuhan. Tuhan berkuasa menciptakan sesuatu sesuai kehendaknya. Bahkan ketika harus menciptakan sesuatu tanpa ada penyebab awalnya. Sebagaimana penciptaan nabi Adam, sebagai manusia pertama.
Tidak ada alasan untuk menolak kebenaran agama melalui kitab suci. Meski dalam pikiran menyisakan pertanyaan kritis. Semua pertanyaan harus di simpan rapat rapat untuk tunduk kepada kebenaran dalil kitab suci. Karena kemampuan akal manusia terbatas. Ada wilayah yang tak terjangkau kemampun akal. Itulah wilayah kekuasan mutlak Tuhan.
Sifat Sains dan Agama Yang Tak Pernah Mengklaim
Sains adalah kebenaran yang mendasarkan kepada Kitab Alam. Sedangkan agama adalah kebenaran yang mendsarkan kepda kitab suci. Kitab alam dan kitab suci adalah kebnaran yang bersumber kepada dzat yang sama yaitu Tuhan. Sains alat untuk memahami kebenaran yang dicipta yaitu alam. Sedangkan kitab suci kebenaran yang terucap.
Sesungguhnya, keduanya harus memiliki potensi untuk disatukan dalam bentuk kebenaran Tuhan. Tetapi usaha untuk menyatukan tidak pernah berhasil. Masing masing terjebak dalam sikap sombong dan angkuh. Tidak mau mengakui kebenaraan dari pihak lain. Dan mengklaim kebenaran hanya miliknya sendiri.
Banyak klaim dari pihak ilmuwan yang memberikan pernyataan yang merendahkan kebenaran agama. Seperti pernyataan, agama pada akhirnya akan kalah bersaing dengan ilmu pengetahuan. Agama adalah bentuk ketidak mampuan manusia memahami dunia. Ketika semua sudah dapat diketahui maka keberadaan agama tidak diperlukan lagi.
Sementara agamawan menganggap bahwa sains memiliki keterbatasan. Ada wilayah yang tidak mungkin digapai sains. Karena tidak semua yang ada di dunia ini bersifat empirik. Dapat diukur dan dihitung. Dan seharusnya sains tidak menolak kenyataan bahwa tidak semua dapat dibuktikan dengan sains. Dan apa yang tidak dapat dibuktikan bukan berarti harus ditolak. Sains tidak dapat membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Sebaliknya juga sains juga tidak dapat membuktikan Tuhan tidak ada.