Lihat ke Halaman Asli

Adi Triyanto

Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Tindak Kejahatan: Kerja Gen Egois atau Rayuan Syetan?

Diperbarui: 22 Juli 2023   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir akhir ini tindak kejahatan sudah berada dalam taraf yang mengkhawatirkan. Baik dari segi frekuensi maupun tingkat kejahatannya . Orang tidak segan-segan menyiksa  hingga menghilangkan nyawa orang lain demi tujuannya tercapai. Bahkan terkadang tidak cukup hanya dengan membunuh  bahkan sampai harus memutilasi si korban.

Lalu sebenarnya apakah yang menjadi akar  dari sebuah tindak kejahatan ?  Akar  tindak kejahatan yang cukup menarik untuk dibahas adalah yang mendasarkan pada dua Teori . Yang pertama teori yang mengatakan bahwa tindak kejahatan adalah hasil perbuatan syetan melalaui bujuk rayunya kepada manusia. Yang kedua adalah tindak kejahatan yang berasal dalam  diri manusia sendiri yang bersumber dari gen egois dalam tubuhnya.

Syaitan dan Tidak Kejahatan

Dalam banyak tradisi agama, termasuk Islam, syetan atau setan dianggap sebagai penggoda yang mencoba menggoda manusia agar melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama. Syetan dipercaya dapat mempengaruhi manusia melalui bujukan dan tipu daya. Dalam konteks ini, tindak kejahatan juga dapat dianggap sebagai hasil bujukan syetan.

Syetan diyakini sebagai entitas spiritual yang berusaha untuk menggoda dan menggiring manusia kepada perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama. Syetan menggunakan berbagai bujukan, tipu daya, dan godaan untuk mempengaruhi manusia agar melanggar aturan moral dan agama yang dianutnya.

Syetan dikatakan menggunakan pengetahuan tentang kelemahan manusia untuk mempengaruhi mereka. Syetan dapat memanfaatkan nafsu, ketamakan, keserakahan, kemarahan, dan kelemahan manusia lainnya sebagai sarana untuk menggoda mereka melakukan tindakan kejahatan.

Syetan juga dikatakan mencari kesempatan di dalam keadaan yang tidak menguntungkan atau saat manusia sedang lemah. Mereka berusaha memanfaatkan ketidakpastian, kesulitan ekonomi, keputusasaan, atau keadaan emosional yang buruk untuk menggoda manusia melakukan tindak kejahatan.

Dalam pandangan agama, manusia memiliki kebebasan berpikir dan bertindak. Mereka memiliki kemampuan untuk mengenali bujukan syetan dan melawan godaan untuk melakukan tindak kejahatan. Manusia diharapkan menggunakan akal sehat, nilai-nilai moral, dan keyakinan agama mereka sebagai pertahanan terhadap pengaruh negatif syetan.

Dalam tradisi agama tertentu, termasuk Islam, syetan dianggap sebagai penggoda yang berusaha mempengaruhi manusia agar melanggar nilai-nilai moral dan agama. Syetan menggunakan bujukan, tipu daya, dan godaan untuk mempengaruhi manusia melakukan tindak kejahatan. Namun, dalam pandangan agama, manusia memiliki peran aktif dalam melawan bujukan syetan dengan menggunakan akal sehat, nilai-nilai moral, dan keyakinan agama mereka. Dengan kesadaran dan ketekunan dalam menjalankan nilai-nilai agama, manusia dapat melindungi diri mereka dari pengaruh negatif syetan dan mencegah terjadinya tindak kejahatan.

 

Gen Egois Dan Tindak Kejahatan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline