Lahir di Indonesia adalah sebuah anugerah. Sebuah negeri dengan keindahan tiada terperi. Bak untaian zamrud di khatulistiwa. Negeri dengan letak geografis sangat strategis di dunia. Menjadi penghubung antara dua benua dan dua samudera. Posisi yang membuat banyak negara di dunia iri sekaligus bergantung kepada Indonesia.
Indonesia begitu kaya. Tanahnya subur . Hingga muncul istilah tongkat dan kayu pun jadi tanaman. Di kedalaman tanahnya tersimpan berbagai sumber daya alam. Di kedalaman laut lautnya terhampar kekayaan nan melimpah . Hingga diibaratkan kolam susu. Begitu kayanya lautan indonesia. Indonesia adalah tanah surga.
Dengan segala kekayaan yang dimiliki negeri ini, maka sejahtera bagi anak negeri adalah sebuah keharusan. Kemakmuran adalah keniscayaan. Dengan segala kekayaan alam yang dimiliki , negeri ini tidak hanya layak menjadi maju tapi harus menjadi negara besar . Negara adi daya. Karena semua syarat sudah dimiliki negeri ini. Maka bila sampai ulang tahun ke-77 , bangsa ini belum juga menjadi negara adi daya yang mampu memberikan kesejahteraan dan kemakmuran kepada seluruh rakyatnya pasti ada yang salah dalam mengelola negeri ini.
Menghargai Prestasi Para Pemimpin Negeri
Lalu siapa yang pantas disalahkan ? Siapa yang harus ditunjuk hidungnya sebagai kambing hitam ? Namun mencari siapa yang salah, tidak akan menyelesaikan masalah. Tidak akan membuat keadaan berubah. Lebih baik mencari apa yang salah. Kemudian berdasarkan pengalaman itu digunakan bagaimana seharusnya untuk memperbaiki keadaaan di masa depan. Dan jangan sampai terulang lagi kesalahan yang sama.
Jelas kita tidak bisa menutup mata terhadap apa yang sudah dicapai para pemimpin negeri ini. Rasa terima kasih layak kita sampaikan kepada apa yang telah para pemimpin negeri ini berikan dan sumbangkan. Dari presiden pertama hingga ketujuh telah membuat prestasi yang layak diapresiasi. Negara lain pun banyak yang mengakui prestasi dan pencapaian mereka. Tentu tidak elok kita sebagai anak negeri sendiri justru kurang atau bahkan tidak menghargainya.
Presiden pertama sudah meletakkan pondasi kuat nilai nilai perjuangan yang harus tetap dikobarkan dalam dada. Bagaimana harus memegang teguh perjuangan melawan kolonialisme dan menjaga harkat dan martabat bangsa di hadapan negara negara lain . Menjadi bangsa ini yang disegani di mata dunia. Mampu menyatukan para pemimpin bangsa bangsa Asia Afrika di Bandung untuk berjuang bersama menuju tata kehidupan dunia yang lebih baik dan lebih adil.
Presiden kedua , juga sudah membuat prestasi yang tidak sedikit . Yang meletakkan pentingnya stabilitas keamanan dalam menjamin keberlangsungan pembangunan ekonomi jangka panjang yang harus dicapai oleh bangsa ini. Dengan program Rencana Pembangunan Lima Tahun ( REPELITA )-nya yang cukup terkenal. Presiden kedua juga dinobatkan sebagai Bapak Pembangunan . Dan berhasil mengantarkan negeri ini mencapai swasembada beras.
Presiden ketiga sudah memberikan panduan tentang pentingnya penguasaan teknologi tinggi. Karena dengan teknologilah maka bangsa ini akan dipandang dan dihargai bangsa bangsa lain di dunia. Dan teknologi juga yang akan menjadi jembatan penghubung dari ribuan pulau pulau di negeri ini . Dan menciptakan kondisi untuk berkompetisi bisnis secara sehat dengan dikeluarkannya undang undang anti monopoli dan persaingan sehat.
Presiden ke-empat meletakkan pondasi panduan tentang perlunya kebebasan menyatakan pendapat dan berekspresi bagi seluruh warga negeri ini. Tanpa harus ada perasaan takut dan khawatir . Di masa pemerintahannya juga dikembangkan sikap toleransi terhadap kelompok kelompok minoritas yang harus diperlakukan sama dengan semua warga negeri ini yang lain.