Agama dan keajaiban memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya sulit untuk dipisahkan satu sama lain. Keduanya saling menguatkan . Keajaiban menumbuhkan kesadaran manusia untuk beragama. Dan tanpa keajaiban maka agama menjadi kurang memiliki kekuatan penggentar bagi ummat manusia untuk kembali ke jalan Tuhan.
Hubungan Agama dan Keajaiban
Dalam sejarah perkembangan agama agama di dunia, keajaiban seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan. Ketika agama disebarkan dengan hanya mengandalkan logika dan kesadaran hati nurani , maka hanya kelompok kecil umat manusia yang langsung terketuk dan mau memeluk sebuah agama. Karena banyak yang belum mau dan mampu meyakini kebenaran agama tersebut sepenuh hati. Tentu dengan beragam alasan di belakangnya.
Ada yang masih belum mau menerima ajaran suatu agama , karena hatinya masih belum yakin ajaran itu apaakah benar benar berasal dari Tuhan. Atau sekedar akal akalan manusia yang mengaku sebagai utusan Tuhan. Yang mengajarkan suatu ajaran namun untuk mencari keuntungan . Atau karena sebaliknya ajaran agama belum bisa menjawab kebutuhan dahaga rohani yang lama dirasakan .
Namun ada juga yang justru menolak ajaran suatu agama, bukan dari ajaran yang dibawa melainkan dampak yang ditimbulkan oleh ajaran agama tersebut berupa hilangnya nilai atau kebanggaan yang selama ini dimiliki. Semakin besar dampak atau kerugian yang ditimbulkan, semakin besar penolakan yang akan muncul dari suatu kaum.
Apalagi bila agama itu mengajarkan sesuatu yang bertolak belakang dengan apa yang sudah diyakini turun menurun. Tradisi yang telah dipegang erat dari generasi ke generasi. Sebagaimana terjadi dalam sejarah agam islam ketika harus menyingkirkan keyakinan Tuhan suku bangsa Quraisy di tanah Arab yang menyembah berhala.
Tuhan yang tidak hanya satu yang visualisasinya menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi suku bangsa Quraisy . Ada Tuhan bernama Latta, Uzza, Manaj dan Hubbal. Bahkan berhala berhala itu ditempatkan di tempat suci bagi bangsa Arab , yaitu dalam kabah, tempat suci warisan Nabi Ibrahim.
Lebih sulit lagi bila, tak hanya masalah keyakinan nenek moyang yang digoyang tetapi sudah memasuki ranah ekonomi dan kekuasaan ( pengaruh ). Semakin besar kehilangan atau dampak kerugian ekonomi yang ditimbulkan maka perlawanan akan makin kuat. Karena sudah menyangkut kelangsungan hidup. Dan jiwa dan raga akan dipertaruhkan untuk mempertahankannya.
Hal yang sama untuk masalah kekuasaan atau pengaruh. Perlawanan akan sengit ketika kekuasaan atau pengaruh yang sudah lama dimiliki, harus hilang. Diambil alih kelompok baru yang lebih sesuai dengan harapan banyak orang . Tidak ada lagi yang menyanjung-nyanjung. Tidak ada lagi yang bisa diperintah sesuai kehendaknya. Tidak ada lagi fasilitas dan kemudahan kemudiahn yang selama ini dinikmati.
Untuk memberi kekuatan kepada pembawa ajaran agama, dalam menghadapi penolakan dari kaumnya , Tuhan melengkapi para Nabi utusannya dengan kemampuan membuat keajaiban atau mukjizat .
Dari nabi pertama hingga nabi terakhir hampir semuanya dilengkapi dengan kemampuan membuat keajaiban . Suatu kejadian luar biasa yang diberikan Tuhan kepada seorang nabi yang bertujuan untuk meyakinkan ummatnya agar mengikuti ajaran agama yang dibawanya.