Bila perang yang membidani lahirnya teknologi, maka cintalah yang melahirkan kata-kata indah. Kata kata yang akan membuat terpesona siapa saja yang mendengarnya. Kemudian tunduk dan patuh dalam genggaman pengaruhnya.
Ketika jatuh cinta sudah bersemayam dalam hati , maka seseorang akan pandai merangkai kata kata indah. Kata kata indah yang dirangkai untuk memikat hati sang pasangan. Si jantung hati belahan jiwa. Makanya benar apa yang dikatakan oleh Plato, " Ketika cinta sudah bersemayam di dalam hati semua orang menjadi pujangga ".
Dan kata kata indah akan lebih bermakna ketika dipadupadankan dengan gaya bahasa ( majas ) . Dan gaya bahasa yang melekat dengan suasana yang muncul karena perasaan cinta adalah gaya bahasa Hiperbola. Gaya bahasa yang mengandung frasa maupun kalimat yang berlebihan jumlahnya, ukurannya ataupun sifatnya.
Majas atau gaya bhasa hiperbola memberikan penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Majas jenis ini digunakan untuk melebih-lebihkan suatu hal. bahkan ada yang berpendapat bahwa majas hiperbola berguna untuk menyengatkan, untuk intensitas dan untuk ekspresivitas.
Ketika Cinta Menyambangi
Dari awal cinta bersemi, melalui proses perkenalan lewat pandangan mata bahkan kata kata indah hiperbolis ini sudah mulai mengalir. Kita pasti sudah tidak asing dengan istilah, jatuh cinta pada pandangan pertama. Ada yang lebih dramatis lagi dengan mengatakan bahwa penelitian yang menunjukkan bahwa pada detik ke 8, orang akan mulai tumbuh rasa tertarik atau perasaan cinta, adalah salah karena , "Aku hanya butuh 3 detik untuk jatuh cinta padamu ".
Dan ketika rasa cinta itu makin dalam tertanam dalam hati maka , kalimat atau kata-kata indah seperti jadi menu sehari hari. Setiap apa saja yang ditemui di sekitar yang terkait dengan sang pujaan hati seperti berubah menjadi sesuatu yang indah. Sesuatu yang luar biasa. Yang tak bisa hanya diungkapkan dengan kata kata biasa.
Dengan gaya bahasa hiperbola, maka apa yang dirasakan seseorang kepada pasangan seperti tampak lebih besar dari kenyataanya. Yang muncul dalam sebuah ungkapan.
"Sebuah rasa seluas samudera, sebuah cinta setinggi cakrawala, sebuah asa sehangat matahari, tak berbatas tak bersyarat, kumenerimamu apa adanya".
Gaya bahasa hiperbola juga dapat menghadirkan suatu keadaan menjadi lebih dramatis. Lebih memiliki kekuatan mengguncang jiwa dan menggetarkan hati.
"Kamu gak boleh nangis karena kamu adalah salah satu alasanku untuk tersenyum"