Lihat ke Halaman Asli

Adi Triyanto

Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Perang Mu'tah, Ketika 3000 Pasukan Muslim Menghadapi 200,000 Pasukan Romawi

Diperbarui: 10 April 2022   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ummat islam adalah umat yang mencintai perdamaian. Penebar kasih dan sayang kepada sesama. Namun bila harga diri ada yang menginjak dan meremehkan, maka umat silam akan  bangkit melawan.

Setelah berhasil menyatukan dan menghilangkan kelompok kelompok yang menggangu penyebaran agama islam di semenanjung Arab, maka Nabi  mulai menyebarkan agama islam keluar dari jazirah Arab. 

Nabi mengirimkan Al Harist Bin Umair  ke Syam  untuk menyampaikan pesan Nabi kepada pemimpin Bushra. . Namun di perjalanan dihadang oleh Syurahbil Bin Amr Al Ghasani  pemimpin Al Baqa yang termasuk wilayah Syam di bawah pemerintahan kekaisaran Romami. 

Al- Haris diikat dan dibawa ke hadapan Kaisar Hiraklius. lalu dipenggal lehernya. Padahal membunuh seorang utusan merupakan kejahatan yang amat keji dan sama dengan mengumumkan perang. Mendengar kejadian ini Rosullluh sangat murka. Beliau  kemudian menghimpun pasukan yang jumlahnya mencapai 3000 orang.

Peristiwa itulah  yang memicu terjadinya perang Mu'tah. Perang terbesar pada jaman Nabi Muhammad masih hidup.  Perang yag paling menegangkan dan penuh kisah perjuangan heroik . Perang ini terjadi di sekitar abad ke 8 H. Yang terjadi di Mu'tah , di dekat wilayah Syam.

Perang Mu'tah  juga menjadi pembuka penaklukan negeri negeri Nasrani. Setelah pasukan  siap Nabi menunjuk  Zaid bin Haritstah  sebagai komandan pasukan. Dan seperti sudah mendapat petunjuk nubuwah apa yang akan terjadi, Nabi memberikan pesan " Apabila Zaid gugur penggantinya adalah Jafar. Apabila Jafar gugur penggantinya adalah Abdulloh bin  Rawaha ". Kemudian bendera perang berwarna putih diberikan oleh Nabi kepada Zaid Bin Haritsah.

Nabi Muhammad  juga memberikan pesan agar pasukan mendatangi tempat terbunuhnya  Al-Harist bin Umair dan mengajak  penduduk di sana untuk masuk Islam.  Bila mereka tidak mau , nabi memerintahkan untuk memerangi mereka.

Dan Nabi juga memberikan pesan pesan yang merupakan prinsip-prinsip dalam berperang yang harus dipegang teguh pasukan muslim. " Perangilan orang orang ingkar terhadap Alloh, Janganlah berkhianat, jangan berubah. Jangan membunuh anak anak, orang renta dan orang yang  memisahkan diri di tempat peribadatan rahib. Jangan menebang pohon kurma, dan pohon apapun serta jangan merobohkan bangunan." Nabi mengantar pasukan ini  dan mengucapkan selamat di jalan di  Tsaniyatul Wada.

Pasukan muslim ini pun bergerak ke Syam. Dan ternyata  saat itu Kaisar Romawi, Hiraklius sedang bermarkas di  Al Baqa dengan kekuatan 100,000  prajurit .  Ditambah pasukan dari wilayah sekitarnya seperti Lakhm, Judzam, Balqin, Bahra dan Bali , pasukan Romawi menjadi berjumlah 200,000 orang.

Strategi Perang dan Militansi

Kemenangan pasukan muslim dalam banyak pertempuran , lebih  banyak ditinjau  dari sudut rohani,  bahwa kemenangan  itu dikarenakan pasukan muslim  membela agama Tuhan . Mereka  membela  kebenaran . Sementara dari sudut  logika kemenangan secara hukum dunia jarang diungkapkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline