Kurang lebih delapan abad lalu , tentara Mongol yang dipimpin Hulaghu Khan menyerbu dan membumi hanguskan kota Baghdad . Kota yang merupakan simbol pusat kebudayaan Timur Tengah dan Islam. Istana, masjid, gereja, perpustakaan, balai ilmu pengetahuan dan tengara kota lain yang dibangun selama beberapa generasi juga tak luput dari penghancuran.
Ada dialog menarik setelah penyerbuan yang mengakibatkan korban hingga ratusan ribu nyawa tersebut . Dialog pertama menunjukkan , apa yang terjadi dengan umat islam saat itu yang mulai menjauh dari nilai nilai agama yang seharusnya. Dialog kedua , menunjukkan kesadaran akan kewajiban sebagai ummat yang haus memegang teguh nilai nilai agama . Hingga merasuk ke dasar hati dan pikiran . Serta diwujudkan dalam tindakan nyata.
Dialog Pertama
Dialog pertama terjadi paska penyerahan harta rampasan perang , antara Khalifah Al Mustasim dan panglima tentara Mongol, Hulaghu Khan . . Setelah menerima harta rampasan perang dari Khalifah Al Mustasim , Hulagu Khan berbalik dan menyerahkan nampan emas untuk dimakan .Benar bnar untuk dimakan . Tentu saja Al-Mustasim menolak. Siapa yang sanggup memakan emas.
"Lantas mengapa Tuan menyimpan?" tanya Hulagu Khan. "Alih-alih Tuan bisa memberikannya kepada prajuritmu? Dan mengapa Tuan tidak melebur saja pintu besi istana ini lalu menjadikannya mata panah? Dengan panah-panah itu setidaknya Tuan bisa menghalau pasukanku."
"Ini semua kehendak Tuhan," jawab sang Khalifah.
"Kalau begitu, apa yang akan terjadi pada Tuan setelah ini adalah kehendak Tuhan juga," kata Hulagu mengakhiri percakapan.
Banyak kalangan menyebut momen runtuhnya Kekhalifahan Abbasiyah dan Kota Baghdad ini sebagai akhir kejayaan kebudayaan Islam.
Kondisi itu makin bertambah karena adanya intrik politik, perang saudara di antara elite kekhalifahan, dan konflik Sunni-Syiah. Banyak pejabat dan yang hidup berfoya foya. Berlomba lomba mengejar pangkat harta dan kekuasaan.
Tidak ada lagi semangat seperti generasi para sahabat . Yang mencintai sesama muslim melebihi diri sendiri. Meletakkan kepentingan akherat di atas kepentinagn dunia. Nilai -nilai ajaran agama yang mulia diperjuangkan dengan seluruh jiwa dan raga .
Saat penyerbuan tentara Mongol ke Baghdad itu yang terjadi sebaliknya. Ummat Islam hanya membanggakan dan mengelu elukan jaman Era Khalifah Harun Alrasyid ataupun Era Abdullah Al -Makmun atau generasi sebelumnya . Sementara nilai atau semangat yang membuat datangnya kejayaan, tidak diamalkan. Kilau harta, jabatan dan kekuassan telah menyilaukan mata dan membutakan hati. Serta terjebak sikap pasrah buta dan berlindung kepada alasan semua sudah kehendak Tuhan