Genius. Itulah stempel yang melekat pada diri Albert Einstein. Ilmuwan dengan tingkat IQ di atas 160. Tingkat IQ yang hanya dimiliki beberapa gelintir orang saja di muka bumi ini. Tingkat IQ manusia langka .
Genius identik dengan kemampuan otak yang serba luar biasa. Serba lebih. Lebih mudah memahami teori, bahkan yang paling sulit. Lebih cepat menyelesaikan setiap perhitungan meski sangat rumit. Lebih cepat mengingat setiap fakta yang sudah tersimpan di otak. Dan cepat menghubungkan setiap fakta atau teori baru dengan fakta atau teori lama, dan menempatkannya pada posisi yang tepat. Atau bahkan melahirkan suatu kesimpulan baru yang lebih bermanfaat lagi untuk umat manusia.
Kegeniusan Albert Einstein terbukti dengan semua karya yang lahir dari pikiran-pikirannya. Bebagai teori dia temukan. Teori relativitas adalah yang terbesar. Salah satu penemuan terpenting dan berpengaruh dalam sejarah perkembangan sains. Dan fakta fakta terbaru dari berbagai eksperimen sains , makin mengkonfirmasi bahwa teori Relativitas Einstein terbukti benar .
Einstein Ternyata Pelupa
Dengan segala kelebihan yang dimiliki Einstein, pasti sangat sulit bagi orang kebanyakan untuk menerima kenyataan bahwa Einstein memiliki sifat pelupa. Itu sama sulitnya orang awam harus memahami teori relatifitas yang bersifat "imaginer" itu. Jangankan memikirkannnya . Membayangkan pun tidak.
Menjadi seorang yang pelupa biasanya identik dengan kurangnya kecerdasan, setidaknya itulah yang biasanya tergambar dalam pikiran banyak orang . Dimana logikanya seorang yang genius tetapi pelupa ?
Sifat pelupa Einstein yang sering terjadi adalah yang terkait dengan baju, tas dan kunci saat bepergian .Dan ketidakmampuannya mengingat tempat dimana menaruh kunci menjadi salah satu ikon yang melekat pada dirinya. Itu seperti tampilan foto eksentrik Einstein dengan mimik dan gaya rambutnya yang menjadi ikon orang genius.
Suatu ketika Einstein mengunjungi rumah keluarga temannya. Ada sesuatu yang harus dibawa ke situ dengan tas . Dan ketika, ditanya di mana sesuatu itu , Einstein tak bisa menjawab . Di hanya berkata tas saya ketinggalan. Karena peristiwa tersebut tuan rumah tersebut berkata kepada orang tua Einstein , " Anak ini tak akan pernah menjadi apa pun karena ia tak dapat mengingat apapun. "
Suatu malam , ketika Einstein sedang di rumah bersama ibu semangnya , Dia mendengar tetangganya, seorang wanita tua pengajar piano sedang memainkan sonata Mozart . Seketika Einstein menyambar biolanya dan berlari keluar menuju rumah sebelahnya itu, tanpa mengenakan baju yang sepantasnya. " Kau tak bisa pergi dengan pakaian seperti itu, Her Einstein. " teriak ibu semangnya.
Kedatangan Einstein, tentu saja membuat terkejut Guru piano tersebut. Tetapi dengan kemampuan Einstein untuk meyakinkan si guru piano, tak berapa lama terdengarlah di udara alunan sonata Mozart dari alat musik keduanya. Yang di kemudian hari, Guru piano tersebut bertanya kepada tetangganya, siapa pengiring yang mengganggu itu. " Hanya seorang mahasiswa yang tak berbahaya," ujar tetangganya meyakinkan.
Sebagaimana kebanyakan mahasiswa , waktu kuliah di Politeknik Zurich Einstein tertarik dengan seorang gadis, teman sekampusnya yaitu Mileva Maric , asal Sebia, Anak Seorang pensiunan tentara yang ambisius . Yang selalu mengejar pendidikan terbaik untuk puterinya tercinta. Mileva Maric menjadi mahasiswi wanita satu satunya di jurusan yang sama dengan Einstein.