Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Tersesat: Ruang Ujian "Social Intelligence" Manusia

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Siapa pun tidak ingin tersesat. Payah jika tersesat. Akan tetapi,  pengalaman tersesat pasti satu dua kali akan terjadi karena keterbatasan manusia. Alasannya, lupa alamat, tidak cermat mengamati petunjuk, dan sebagainya. Oleh karena itu, bersiap-siap sajalah. Akibat tersesat di jalan, sebut saja, menggelontorkan banyak uang. Lain lagi, kemungkinan dibohongi orang lain. Bingung mencari-cari tempat tujuan. Bertanya kepada orang yang tidak akrab dan tidak dikenal.  Hanya saja, bila tersesat, anggap saja pengalaman tersesat itu sebagai sebuah petualangan yang mendebarkan dan penuh tantangan.

Selain sebagai sebuah petualangan yang mendebarkan dan penuh tantangan, setidaknya, pengalaman tersesat menjadi sebuah ruang ujian. Yang diuji adalah kecakapan sosial manusia. Daniel Goleman menyebutnya "Social Intelligence". Apakah benar demikian? Kita lihat saja dalam pengalaman tersesat yang kita miliki masing-masing. Paling tidak, menurut pengalaman saya pribadi, pengalaman tersesat pasti akan dibumbui dengan tindakan bertanya kepada orang lain tentang alamat yang kita tuju. Ketika bertanya, saya bukan saja sekadar bicara tetapi juga membangun relasi singkat dengan orang lain. Buktinya, waktu bertanya, saya tidak boleh bersikap angkuh. Justru dibutuhkan kerendahan hati, hormat, dan sebagainya. Kalau saya sombong, pasti, saya tidak akan menemukan bantuan.

Itulah pengalaman tersesat. Ada suasana mendebarkan. Di sisi lain, ketika tersesat, yang unik, sadar atau tidak, kecakapan sosial kita sebagai manusia, diuji. Ujian itu penting mengingat komunikasi jaman ini direduksi ke dalam telepon genggam, jejaring sosial, dan sebagainya. Artinya, perjumpaan fisik dengan orang lain kadang, tidak dibutuhkan. Yang penting, komunikasi verbal. Oleh karena itu, dalam tawa, saya berpikir, perlu juga tersesat di jalan untuk menguji kecakapan sosial yang saya miliki.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline