Lihat ke Halaman Asli

Aditia Aditia

penyuka wisata,

Perempuan pun Bisa Memimpin Proses Transisi Energi Berkelanjutan

Diperbarui: 20 Juni 2024   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perempuan Pun Bisa Memimpin Proses Transisi Energi Berkelanjutan

Di masa sekarang ini kebutuhan energi semakin terus meningkat. Masyarakat tidak bisa hidup tanpa energi. Jika tidak ada energi, berbagai proses dalam kehidupan akan terhambat.

Bisa dipahami ketika persoalan seperti listrik padam, atau kelangkaan gas elpiji 3 kg terjadi, masyarakat terutama yang di kota pun menjerit.

Namun kebutuhan akan akses terhadap sumber energi diperlukan siapa saja, termasuk masyarakat yang berada di daerah-daerah terpencil. Bahkan di Indonesia banyak desa-desa terpencil dan terluar masih minim akses untuk mendapatkan energi.

Padahal, dengan adanya listrik, atau energi lainnya, mereka jadi punya kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup ke yang lebih baik.

Saat energi tidak ada, yang terdampak adalah keluarga-keluarga. Anak-anak akan kesulitan belajar dengan suasana yang gelap, tak bisa belajar daring, ibu-ibu akan terhambat dalam menyiapkan makananan, terhalang menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan lainnya.

Saat inilah, para wanita yang secara tradisi mengurus rumah, akan berperan menjadi penyedia utama kebutuhan energi dalam rumah tangga. Perempuan menjelma sebagai pencari sumber energi alternatif, ketika ketiadaan energi terjadi. Misalnya perempuan di desa, akan mengumpulkan kayu bakar untuk memasak.

Bahkan, pekerjaan perempuan di rumah tidak hanya mengurusi keluarga masing-masing tetapi juga berkontribusi terhadap pendapatan keluarga. Berbagai pekerjaan kecil-kecilan dilakukan untuk mendapatkan penghasilan tambahan, demi membantu keluarga memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Ada yang membuat usaha makanan, laundry dan sebagainya yang otomatis menggunakan energi. Keterbatasan energi tentu saja menimbulkan masalah.

Perempuan di berbagai komunitas, petani, nelayan, masyarakat miskin perkotaan dan pedesaan semuanya membutuhkan akses yang layak terhadap energi. Namun sayangnya perempuan seringkali dianggap hanya sebagai konsumen.

Mereka terpinggirkan dan tidak dianggap penting dalam mengambil keputusan terkait energi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline