Lihat ke Halaman Asli

Selesaikan Masalah Pengangguran, Mahasiswa Undip Rintis Startup Pendidikan

Diperbarui: 9 Juli 2017   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:www.kampusundip.com

"Everybody is genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will spend its whole life believing that it is stupid"
- Albert Einstein

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang nantinya jelas akan berdampak pada proses pembangunan bangsa. Pada dasarnya, Indonesia memiliki sumber daya manusia (yang terpelajar) cukup melimpah. Jumlah pelajar di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Belum lagi ditambah dengan jumlah pelajar di jenjang SD/sederajat, SMP/sederajat, bahkan mahasiswa serta remaja usia produktif yang tidak belajar di lembaga formal.

Namun, yang disayangkan dalam hal ini adalah jumlah ini tidak diimbangi dengan pemahaman materi pada setiap kenaikan jenjang. Hal yang mengejutkan adalah semakin tinggi suatu tingkat jenjang pendidikan, semakin banyak pelajar yang kurang memahami materi yang disampaikan pada jenjang tersebut. Data ini juga didukung dengan banyaknya pelajar yang mengikuti bimbingan belajar ataupun les privat di luar jam sekolah.

Fakta mengejutkan lainnya, setiap tahun terdapat banyak lulusan sarjana baru yang menganggur, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2015 mencapai 7,56 juta orang (BPS, 2015). Jumlah pengangguran terdidik (baik berijazah strata 1 maupun diploma) dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Padahal tidak menutup kemungkinan para sarjana tersebut berpotensi sebagai pengajar sembari mendapatkan pekerjaan, namun banyak dari mereka yang tidak dapat menyalurkan ilmunya dikarenakan terhambat oleh waktu dan tempat.

Berawal dari permasalahan tersebut, sekelompok Mahasiswa Undip melihat adanya peluang untuk menciptakan sebuah solusi. Ajang Penulisan PKM lalu dimanfaatkan Mahasiswa Undip untuk membuat sebuah terobosan baru, yaitu situs e-commerce di bidang pendidikan. Situs e-commerce memang sedang banyak diminati akhir-akhir ini, apalagi didukung oleh banyaknya pengguna internet dan beragam kemudahan yang ditawarkan oleh situs-situs e-commerce.

BikuBiku, situs belajar mengajar online berbasis e-commerce dengan pendekatan psikologi. BikuBiku hadir untuk menjadi penghubung antara para Kakak Pembimbing (Kabim) dan Adik Bimbingan (Biquers) serta menyediakan media untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. BikuBiku ini digagas oleh Tim PKM-K Undip yang beranggotakan Aditia Prasetio, Aisyah Jehan Ahmad, Dwi Setianto, Lia Pramesti, dan Mya Oktaviana.

Melalui alamat bikubiku.id, BikuBiku dapat menjangkau ke seluruh wilayah, dapat diakses kapan pun dan dimana pun, serta dapat meminimalisir biaya perjalanan. Untuk media pembelajarannya, BikuBiku sudah mendukung adanya buku digital, audio, maupun video pembelajaran. Kabim dapat mengunggah konten materinya dalam bentuk multimedia tersebut sehingga proses belajar lebih bervariatif dan tidak membosankan. Selain itu, BikuBiku menjunjung adanya keterlibatan psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran.

Sumber: bikubiku.id

"BikuBiku menggunakan pendekatan psikologi untuk mendukung proses belajar mengajar agar lebih terarah, karena proses yang maksimal dengan cara yang tepat dan sesuai akan menghasilkan hasil akhir yang tepat dan maksimal juga," jelas Aditia selaku CEO BikuBiku.

Setelah mendaftar akun melalui bikubiku.id, Kabim dan Biquers diarahkan untuk mengerjakan psikotes yang disediakan. Dari hasil psikotes tersebut, Biquers akan mendapatkan rekomendasi konten materi dan rekomendasi Kabim. Harapannya, proses belajar akan lebih terarah serta antara Kabim dan Biquers dapat terjalin komunikasi yang baik karena Kabim dapat mengerti dan memahami Biquers.

Dari sisi keamanan, pengguna tidak perlu khawatir karena segala transaksi di BikuBiku sudah terjamin aman. Misalnya saja, ketika Biquers membeli konten materi atau ingin melakukan bimbingan dengan Kabim, pembayaran tidak langsung ke Kabim, melainkan disimpan oleh BikuBiku terlebih dahulu. Setelah Biquers mendapat bimbingan secara berkala, BikuBiku akan melanjutkan pembayaran ke Kabim secara berkala pula.

BikuBiku juga memiliki fitur SakuBiku sebagai tempat penyimpanan saldo, sehingga proses pembayaran dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah. Bagi Biquers dan Kabim yang menginginkan fitur lebih, BikuBiku menyediakan upgrade akun menjadi akun VIP sehingga aktivitas Kabim maupun Biquers dapat lebih optimal. Pada akhirnya, BikuBiku diharapkan mampu menghubungkan antara kakak pembimbing dan adik bimbingan, memberi peluang kesempatan kerja bagi setiap orang yang berpotensi, bersifat fleksibel, dan menjadi bisnis yang akan berjalan dengan tetap memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline