Lihat ke Halaman Asli

Aditia Fijaya

Mahasiswa FPIK Universitas Padjadjaran

Sistem Resirkulasi (Recirculating System Aquaculture) sebagai Salah Satu Inovasi dalam Budidaya Ikan

Diperbarui: 29 Maret 2022   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Akuakultur merupakan budidaya ikan atau budidaya organisme air seperti udang,ikan,dan tanaman tanaman air. Di negara kita sendiri,Indonesia, sumber daya perikanan menjadi salah satu produsen yang paling banyak dikonsumsi dan menjadi terbanyak ke 2 di dunia setelah Tiongkok dengan jumlah yang cukup besar yaitu 24 juta ton  per tahunnya.

Dalam berbudidaya ikan, banyak sistem yang dapat diterapkan, yaitu Sistem Budidaya Ekstensif, Sistem Budidaya Ekstensif Plus, Sistem Budidaya Intensif, dan Sistem Budidaya Semi Intensif. Namun ada satu sistem yang menjadi inovasi baru di Indonesi untuk berbudidaya ikan,yaitu Sistem Resirkulasi atau biasa disebut RAS (Recirculating Aquaculture System). Sistem Resirkulasi ini sudah banyak di terapkan di negara negara maju seperti Amerika,Israel,Singapura,dan Jerman.

Mari kita berkenalan yuk dengan RAS (Recirculating Aquaculture System)

RAS itu apa sih? RAS merupakan sistem budidaya akuakultur dengan memanfaatkan kembali air tambak yang telah digunakan setelah mengalami proses filtrasi dan tentunya telah mengalami penurunan kualitas. Sistem Resirkulasi ini sangatlah cocok untuk daerah daerah yang mempunyai debit air kecil serta lahan sempit. RAS mempunyai 2 jenis sistem, yaitu Sistem Tertutup dan Sistem Semi Tertutup dimana jika Sistem Tertutup seluruh air akan didaur ulang namun jika Sistem Semi Tertutup hanya sebagian saja yang perlu di daur ulang yang tentunya perlu penambahan debit air.

Jika berbicara sistem atau teknologi maka diperlukan peralatan, nah peralatan yang dibutuhkan dalam menggunakan Sistem Resirkulasi terdiri dari :
- Tangki Berwarna Gelap (Berbahan Plastik,Fiberglass,Semen polytank,dsb)
- Pompa


Komponen dasar dalam sistem resirkulasi ini terdiri dari :

  • Unit Pemeliharan (tangki kultur/growing tank), yaitu tempat pemeliharaan ikan dengan ukuran sesuai kapasitas jumlah ikan yang akan dibudidayakan
  • Unit Penyaring Partikulat (sump particulate), yaitu tempat untuk menyaring materi padat yang terlarut agar tidak menyumbat biofilter atau mengkonsumsi suplai oksigen.
  • Unit Biofiltration, yaitu bagian utama dalam sistem resirkulasi dan tempat berlansungnya proses nitrifikasi.
  • Pompa Resirkulasi (water recirculation pump), alat yang berguna untuk mengarahkan, menaikkan dan mengalirkan aliran air sesuai yang diinginkan.

Bagaimana sih cara kerja Sistem Resirkulasi ini? Berikut penjelasan cara kerja Sistem Resirkulasi :

  • Air di tangki kultur yang mengandung kotoran banyak hasil dari metabolisme dan pakan ikan dialirkan menuju bak filter melalu pipa dan terjadi proses terpenting yaitu proses Biofilter. Terdapat 2 bagian filterisasi, pada bagian atas menggunakan spon yang berfungsi sebagai penyaring kotoran besar, sedangkan pada bagian bawah menggunakan cangkang kerang air tawar atau bisa juga arang dan kerikil ukuran besar. Setelah fase filterisasi ini memungkinkan perluasan permukaan yang menjadi tempat penempelan bakteri nitrifikasi
  • Amonia dari limbah pencernaan ikan yang disebut Nitrisomonas akan menjadi makanan bakteri sehingga menghasilkan nitrit
  • Nitrit akan dikonversi menjadi nitrat karena bantuan dari bakteri Nitrobacter yang berfungsi menetralkan kandungan amonia larut dalam air
  • Air terus dialirkan menuju bak sterilisasi dan dilakukan penyinaran sinar UV agar bakteri atau parasit mati sehingga tidak membahayakan ikan yang dibudidaya
  • Lalu tahapan terahir, air dipompa untuk didistribusikan kembali ke dalam tangki kultur

Tentunya setiap sistem budidaya perikanan memiliki kelebihan serta kekurangan, berikut kelebihan yang dimiliki oleh sistem ini :

  • Keterbatasan air akan teratasi dan dapat menghemat penggunaan air
  • Lahan yang dipakai akan lebih efektif, tidak memakan banyak lahan
  • Produktivitas yang dihasilakn lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya secara konvensional
  • Pengendalian serta pemeliharaan tidak sulit
  • Kualitas air dapat lebih terjaga

Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh sistem ini yaitu :

  • Biaya yang dikeluarkan lebih mahal untuk listrik,oksigen dan pembelian pompa

Oleh karena itu, dengan majunya pengetahuan teknologi seiring perubahan zaman,sistem resirkulasi ini sangat dapat menjadi opsi untuk memulai budidaya ikan di Indonesia untuk meningkatkan produksi dan perbaikan teknologi akuakultur mengingat masih sedikitnya penerapan sistem ini di Indonesia.

Referensi :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline