Lihat ke Halaman Asli

Sergio Van Dijk Bukan Tidak Layak, Hanya Belum Mampu Dimaksimalkan

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Jelang laga uji coba Indonesia lawan Filipina yang berlangsung Rabu (14/8), keputusan berani dibuat oleh pelatih Jacksen F. Tiago dengan tidak menyertakan penyerang Persib Bandung, Sergio Van Dijk dalam skuatnya.

Tidak disertakannya Van Dijk mengundang pertanyaan. Performa penyerang berusia 31 tahun ini di Indonesia Super League (ISL) sangat cemerlang. Dalam 24 laga yang telah dimainkan, ia mampu menceploskan 19 gol untuk Persib. Koleksi Van Dijk hanya kalah dari striker Persipura, Boaz Solossa yang telah mengoleksi 24 gol.

Kiprah Van Dijk di Persib memang kerap mengundang pujian. Banyak pelatih yang menyebutnya penyerang terbaik di Indonesia saat ini. Penilaian yang wajar, permainan efektif Van Dijk tercermin dari sentuhannya pada bola yang maksimal hanya tiga kali. Penempatan posisinya juga baik, ia kerap bergerak ke segala arah dan terlibat dalam penyusunan serangan. Kelebihan yang jarang dimiliki oleh penyerang Indonesia pada umumnya.

Dengan level permainan seperti itu, Van Dijk memang tak tertandingi di kompetisi ISL. Kualitas lawan yang dihadapi berada dibawah levelnya. Tidak jarang pula ia mencetak gol lewat aksi individu dan juga bola-bola mati. Performa brilian Van Dijk sejauh ini telah menjadi katalis prestasi Persib, yang kini bersaing ketat dengan Arema dan Mitra Kukar untuk memperebutkan posisi ke-2 kompetisi ISL.

Meski begitu, laga internasional adalah soal lain. Tim nasional bukanlah Persib yang memberinya panggung utama. Van Dijk diturunkan dalam laga kompetitif resmi lawan Arab Saudi dalam debutnya, selanjutnya ia juga bermain di laga uji coba melawan Belanda, Arsenal dan Liverpool. Beratnya lawan-lawan yang dihadapi pada awal karir Van Dijk di tim nasional Indonesia menghambat kontribusinya. Hal ini memang diamini Van Dijk sendiri. “Kalau bisa kita menghadapi lawan yang selevel dulu. Lawan yang terlalu tangguh akan membuat kepercayaan diri berkurang. (karena kemungkinan menang yang lebih tipis – red)” Ujarnya seperti dikutip Republika.

Permainan tim nasional Indonesia yang masih mengandalkan kemampuan individu ketimbang kerjasama tim juga makin menyulitkan Van Dijk untuk unjuk kemampuan. Tim nasional masih belum menemukan skema untuk memaksimalkan kemampuan Van Dijk secara maksimal. Akibatnya, potensi Van Dijk belum nampak saat mengenakan kaus merah putih. Bukan hanya belum mencetak gol, ia juga jarang memberi ancaman bagi pertahanan lawan.

Laga lawan Filipina beberapa hari lalu adalah persiapan tim nasional menghadapi agenda berat dalam waktu dekat, yaitu Kualifikasi Piala Asia. Ada kemungkinan besar bahwa pelatih Jacksen memang tidak memasukkan nama Van Dijk dalam rencananya menghadapi Cina dan Irak bulan Oktober dan November ini, dan nantinya Arab Saudi bulan Maret tahun 2014 karena Van Dijk memang belum bisa termaksimalkan.

Dalam laga-laga tersebut, PSSI dan Badan Tim Nasional memang membebani Jacksen target untuk meraih hasil maksimal, sehingga tidak mengherankan jika Jacksen lebih memilih untuk mengandalkan pemain-pemain yang lebih cocok dengan karakter permainan. Pendeknya, keputusan Jacksen meninggalkan Van Dijk adalah murni karena pertimbangan taktik.

Dari stok penyerang yang dipilih Jacksen dalam laga uji coba melawan Filipina, nama-nama yang bercokol adalah Greg Nwokolo, Boaz Solossa, Titus Bonai dan Patrich Wanggai. Terdapat pula kesamaan diantara keempatnya, yaitu mereka adalah penyerang-penyerang yang bertipe pekerja keras, mengandalkan kecepatan dan mampu memerankan banyak peran di lini depan.

Sementara Van Dijk adalah tipe pemain yang berbeda. Ia adalah tipe penyerang yang tidak banyak berlari dan membawa bola, tidak menonjol pula dalam hal kecepatan. Van Dijk boleh jadi lebih unggul dari skill dan taktik. Namun demikian, ia membutuhkan tim yang mengelilinginya sebagai poros serangan.

Semoga situasi yang terjadi belakangan ini tidak membuat tim nasional terus mengabaikan Van Dijk. Keberadaan predator dengan rekor gol mengesankan sekelas Van Dijk tetaplah sebuah keuntungan besar. Jika memang Van Dijk tidak dimasukkan dalam rencana tim nasional di Kualifikasi Piala Asia, semoga tim nasional tidak mengabaikannya pada turnamen Piala AFF tahun depan. Dan saat turnamen Piala AFF tersebut tiba, semoga kita bisa menyaksikan tim nasional yang lebih baik dan dengan Van Dijk sebagai poros permainan.

(diambil dari blog sepak bola pribadi: http://theclassicnumberten.blogspot.com/)

@aditchenko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline