Tidak ada lagi Zlatan Ibrahimovic, Thiago Silva, Ezequiel
Lavezzi, dan Fabio Borini. Para legenda seperti Alessandro Del Piero dan Filippo
Inzaghi juga sudah pensiun. Belum lagi menyebut Alessandro Nesta, Clarence
Seedorf dan para old guard lainnya juga telah hengkang ke kompetisi
negara lain. Lalu apa yang tersisa dari Seri a?
Seberapapun kencang dan silaunya hingar bingar dan sinar
kompetisi English Premier League (EPL) maupun La Liga, dan fakta bahwa kompetisi
Seri a sudah dilewati Bundesliga dalam hal koefisien ranking UEFA, kompetisi
negeri peninsula ini tetaplah memiliki daya tarik tersendiri yang tidak pernah
pudar. Sambutlah kompetisi Seri a akhir pekan
ini!< ?XML:NAMESPACE PREFIX = O />
Kompetisi Seri a sudah lama tertidur. Dalam beberapa tahun
belakangan, kompetisi ini semakin tertinggal dengan para pesaingnya dari region
Eropa Barat. “Klub-klub tidak menjalankan bisnis yang sustainable sesuai dengan praktik bisnis
sepak bola”. Begitu komentar Giancarlo Abete, ketua FIGC, Federasi Sepak bola
Italia. Buruknya manajemen, buruknya kualitas lapangan dan stadion, klub-klub
yang umumnya tidak memiliki stadion sendiri dan kurang tepatnya strategi
perluasan pasar membuat penerimaan klub-klub seri a tertinggal dari klub-klub La
Liga maupun EPL.
Kini seri a mencoba bangkit. Juventus adalah pelopornya
dengan membangun Juventus Arena, yang memaksimalkan penerimaan mereka tidak
hanya dari partai kandang, namun juga dari kegiatan komersial lainnya yang bisa
dimanfaatkan pengelola stadion. Langkah ini kemudian dijajaki oleh klub-klub
lainnya. Internazionale menjajaki pembangunan stadion baru dengan bantuan
investor asal Cina, sementara AC Milan yang kabarnya sedang bernegosiasi dengan
Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin dalam hal investasi, juga bersiap untuk
membeli stadion San Siro, walaupun kabarnya harga yang dipatok dewan kota
terlalu mahal.
Jika dilihat dari susunan pemain, Juventus jelas paling
siap. Kompetitifnya skuat musim lalu kian nyata dengan kedatangan Kwadwo Asamoah
dan Mauricio Isla yang siap melapis dynamic trio Andrea Pirlo, Arturo Vidal
dan Claudio Marchisio. Jika berhasil memanfaatkan sisa waktu transfer musim
panas dengan mendatangkan penyerang berkualitas, Juve akan menjadi tim yang akan
sempurna.
Terhukumnya Antonio Conte selama 10 bulan memang mengganggu
persiapan si nyonya tua. Namun eks pelatih mereka Marcelo Lippi mengatakan bahwa
faktor keberadaan sang pelatih di bangku cadangan saat pertandingan hanyalah 10%
saja, karena sisanya lebih banyak dipengaruhi bagaimana situasi latihan dan
persiapan pertandingan yang dilakukan oleh si
pelatih.
Bisa diperdepatkan memang, Conte adalah tipe pelatih
ekspresif yang sering berteriak dari bangku pemain. Mengingatkan anak asuhnya
jika strateginya tidak berjalan sesuai rencana, meneriakkan semangat ketika
timnya kesulitan maupun memompa motivasi ketika timnya tertinggal. Ketiadaan
sosok Conte mungkin bisa menjadi pengecualian dari perkataan Lippi
tersebut.
Situasi pelik Juventus tersebut akan menguji ketangguhan
mereka yang sesungguhnya. Lawan-lawan mereka siap memanfaatkan keadaan itu untuk
mencuri start yang lebih bagus. Inter, yang lebih dulu panas karena sudah harus
bertanding di kualifikasi Liga Europa, memiliki keuntungan berupa kesiapan yang
lebih awal, ditambah lagi mereka menunjukkan penampilan meyakinkan saat
memenangi Trofeo TIM. Keberadaan pemain baru seperti kiper Samir Hadanovic dan
penyerang Rodrigo Palacio yang langsung menembus tim inti serta keberanian
pelatih Andrea Stramaccioni untuk menurunkan para youngsters akan menyegarkan skuat yang
semula dicibir karena kerentaannya. Jangan lupa, Inter kini diperkuat oleh
Antonio Cassano, pemain yang mampu membuat perbedaan dalam
pertandingan.
Tim yang menarik disimak adalah AS Roma dan Fiorentina,
yang siap menggusur Napoli dan Udinese yang beberapa tahun terakhir menduduki
papan atas. Dengan pelatih penuh ledakan Zdenek Zeman, Roma bisa dibentuknya
menjadi tim yang sangat ofensif. Pembelian Mattia Destro dan Federico Balzaretti
serta kian matangnya Bojan Krkic, Erik Lamela dan Miralem Pjanic menjadi alasan
kuat bagi tim serigala untuk mencapai prestasi maksimal. Belum lagi melihat
fakta kebencian Zeman pada Juventus yang akan menambah bumbu pada pertemuan
antar keduanya. Roma adalah calon kuat pemburu
scudetto.
Ambisi besar diperlihatkan La Viola Fiorentina. Kedatangan
sederet pemain berkualitas seperti Borja Valero, Gonzalo Rodriguez, Mounir El
Hamdoui, Matias Fernandes, David Pizzaro, Juan Cuadardo, Alberto Aquilani dan
penjaga gawang Emiliano Viviano serta bek potensial Matija Nastasic membuat
skuat tim La Viola menjadi sangat kompetitif jika dipadukan dengan pemain lama
macam Juan Vargas atau Adem Ljajic. Mereka juga dilatih oleh arsitek muda
potensial Vincenzo Montella membuat mereka siap keluar dari status medioker.
Tugas terberat mereka adalah mempertahankan bintang mereka Stevan
Jovetic.
Last
but not least,
jangan pernah lupakan Milan. Klub ini mempermalukan diri sendiri di bursa
transfer. Mereka diolok-olok oleh Presiden klub Montpellier terkait transfer bek
Mapou Yanga-Mbiwa, setelah itu mereka harus membayar 7,5 juta euro plus Antonio
Cassano untuk penyerang yang hanya mencetak 5 gol dari 33 pertandingan musim
lalu, Gianpaolo Pazzini.
Klub ini dicibir sebagai klub medioker setelah melakukan
pergerakan buruk di bursa transfer demi stabilitas finansial. Menjual 2 bintang
utama setelah melepas 11 pemain senior adalah gerakan mundur 10 langkah
dibanding tim lain dari sisi mercato. Sejauh ini, pemain-pemain baru yang
didatangkan masih berkelas semenjana. Milanisti nampaknya harus bersabar hingga
penutupan transfer musim panas di akhir bulan Agustus, dimana Galliani akan
menjalani sleepless period dengan
harapan pemain-pemain incarannya mau dilepas dengan harga semurah mungkin
seperti saat dirinya mendapatkan Zlatan Ibrahimovic, Robinho dan Antonio
Nocerino.
Dalam laga pre season, Milan sama sekali tidak menjanjikan.
Mereka memang mengalahkan Schalke dan Olimpia, namun mereka kalah dalam Trofeo
TIM, dicukur Real Madrid 5-1 dan kalah 2-3 atas Juventus. Sorotan utama
ditujukan pada lini pertahanan yang tampil buruk serta lini depan yang miskin
peluang. Lini tengah juga tidak lebih baik, mereka kekurangan pemain kreatif
untuk membongkar pertahanan lawan. Mereka memang mampu mendatangkan Cristian
Zapata, namun kehadiran pemain asal Kolombia ini jelas belum cukup. Dengan
situasi ini, peluang Milan masih sulit dianalisa hingga batas akhir penutupan
transfer musim panas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H