Lihat ke Halaman Asli

Sayap untuk Jaka (Bag. 3)

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Latihan demi latihan kami lalui dengan dampingan dan sanjungan dari teman-teman. Kebetulan tempat kami latihan itu adalah rumah dari guru matematika kami, Ibu Yus. Beliau juga mendukung kami. Membuat kami semakin terpicu untuk mendalami musik. Pernah suatu hari kami mengajak teman-teman satu kelas untuk latihan bersama. Jika biasanya Ibu Yus menyediakan air es setelah kami latihan, siang itu tidak.

"Jaka, bantu ibu membawa air yuk", pinta Ibu Yus.

"Siap bu,.." dengan senang hati aku membantu, karena memang dari tadi aku haus, begitu juga teman-teman yang lain.

Tapi, apa yang diminta tadi, beda lagi ketika sampai didapur. Hari ini kelihatannya spesial, ada tumpukan gelas plastik, 2 teko sirup, dan 4 piring tahu isi.

"Jaka, tolong bawa gelas dan sirup ini kedepan ya, setelah itu kesini lagi"

"Iya bu,.."
Dalam hati aku bergumam heran, biasanya, Ibu Yus tidak seramah ini dikelas. Aku kembali ke dapur, dan mulai mengambil tahu.

"Tahunya biar ibu yang bawa, Jaka. Kamu ambil papan tulis yang didekat kamar mandi itu, sekalian kapur dan buku yang sudah ibu siapkan, terus dibawa kedepan juga ya."

"Serius bu?"

"Ya serius, masa dua rius." ujar beliau bercanda dengan senyumnya juga yang garing.

Teman-temanku bersorak ria ketika Ibu Yus sampai didepan dengan menawarkan tahu isi bawaannya. Terdengar sampai dapur. Setelah aku keluar dengan papan tulis dan perangkatnya, mereka terdiam.

"Nah anak-anak, mumpung kalian ngumpul disini semua, kita belajar dulu yuk. Besok kita kuis, buat membantu nilai kalian yang jatuh kemarin."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline