Lihat ke Halaman Asli

Sayap untuk Jaka (Bag 4)

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kami melihat ke sumber bunyi. Ternyata ada kerusakan dibagian kap belakang mobil yang mengakibatkan terlepasnya penutup mesin. Parahnya, penutup itu mengenai sebuah warung kecil dipinggir jalan daerah Baturaja. Untungnya tidak ada korban dalam insiden lepasnya penutup mobil kami. Sopir turun, lalu mengganti rugi semua kerusakan atas apa yang terjadi. Kernet dan supir cadangan memperbaiki kerusakan.

Sambil menunggu perbaikan, aku dan penumpang lain duduk-duduk dipinggir jalan. Ada juga beberapa yang ikut membantu memperbaiki mobil. Saat itulah aku membuka obrolan dengan seorang penumpang, ibu-ibu yang sedang menggendong anaknya.

"Sering gini ya bu, mobil ini?" sapaku basa-basi.

"Wah, kurang tau e dek, saya juga baru ini naik mobil ini" ramah sekali, santun beliau menjawab.

"anaknya lucu, namanya siapa dek?" aku menyapa anaknya.

"Jangan ganggu anakku!" seketika anaknya terkejut lalu menangis.
Bayi yang aku perkirakan masih berumur 1 tahunan itu seolah tidak mau didiamkan ibunya, terus menangis sampai akhirnya ibu itu mulai menggunakan mainan untuk membujuknya diam. Anak itu langsung diam, tapi si ibu tetap saja ngomel.

Aku tidak tau apa yang membuat ibu itu marah ketika anaknya aku ajak main, tapi yang lebih aku prihatinkan adalah anaknya. Tidak selayaknya, seorang anak kecil melihat perlakuan orang tuanya seperti itu. Memori yang terekam di otak si anak itu yang membuat aku sedih. Karena kupikir secara tidak langsung si ibu itu telah membentuk mental anaknya untuk bersikap seperti orang tuanya.

Mobil sudah selesai diperbaiki, dan kami semua kembali naik ke mobil. Sebelum si supir naik, beliau kembali minta maaf kepada korban. Sungguh pemandangan yang sangat jarang sekali terlihat, penjaga warung itu malah memberikan 1 botol kopi untuk supir. Indonesia itu ternyata masih menyimpan sisi kekeluargaan yang begitu kental. Mengingat khayalanku, semua bertujuan agar aku bisa keliling dunia, tapi setelah aku melihat kejadian barusan, inilah yang aku cari. Indonesia, dalam kekeluargaan.

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline