Lihat ke Halaman Asli

Memangku Rembulan

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Begitu indah pena ini menari

Diatas kertas yang tiada bertepi

Tak terdengar suara jerit hati

Hanya sering terucap kesal diri

Berubah perlahan, beringsut kemudian

Selintas ucapan, berlalu ikuti putaran

Inginku berubah, sesal tiada terarah

Seringnya berucap pasrah, sesaat kemudian kembali merebah.

Terasa dingin malam, terucap lisan lalu terdiam

Teringat hari-hari yang begitu kelam

Sorot tatapan tajam, tepiskan mata terpejam

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline