Lihat ke Halaman Asli

KKN Universitas Jember: Inovasi Biopori Menggunakan Galon Bekas oleh Mahasiswa KKN Kelompok 436 Universitas Jember Desa Jatiroto

Diperbarui: 20 Agustus 2022   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi Biopori dan Peminimalisiran Sampah Plastik di RW 8, Desa Jatiroto, Lumajang (Sumber: Dokumen Pribadi)

Sampah menjadi salah satu permasalahan yang belum tuntas di Indonesia sebagai contoh masih ada saja masyarakat yang membuang sampah di sungai. Tahun 2021 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat sampah yang dihasilkan oleh Indonesia sebanyak 21,88 juta ton pada tahun 2021. Hasil tersebut merupakan penurunan sampah dari tahun sebelumnya yang mencapai 32,82 juta ton. 

Pada dasarnya sampah terbagi menjadi dua, sampah organik dan sampah anorganik. Kedua sampah ini tentu memiliki solusi tersendiri, tetapi kesadaran masyarakat masih kurang mengenai kebersihan serta dampak dari membuang sampah ke sungai. Oleh karena itu, tim KKN 436 Universitas Jember Desa Jatiroto menggalakan program kerja sanitasi lingkungan dengan mengadakan sosialisasi "Pengelolaan Sampah Non-organik dan Organik dengan Lubang Resapan Biopori". 

Lubang Resapan Biopori memiliki fungsi sebagai peresapan air dan penimbunan sampah organik yang nantinya sampah-sampah organik itu akan berubah menjadi pupuk jika ditimbun selama 3 bulan. Tentu hal ini memiliki sisi positif yang mana di Desa Jatiroto khususnya wilayah RW 8 memiliki Pawon Urip yang ditanami berbagai sayuran yang dapat dipergunakan oleh warga. Terlebih lagi penggunaan biopori yang dapat digunakan terus-menerus juga memberikan kontinuitas pada tanaman-tanaman yang ada di pawon urip tersebut.

Pengadaan Biopori ini dilakukan ketika mengadakan FGD (Forum Group Discussion) bersama perangkat RW 8. Saat melakukan FGD, Ketua RT 2, Bapak Redy menyarankan saat praktik dan sosialisasi pembuatan Biopori lebih baik menggunakan galon bekas sebagai alternatif lain. Normalnya biopori dibuat dengan menggunakan pipa paralon sepanjang 75 cm-100 cm. Namun, inovasi kali ini menggunakan galon bekas. 

Cara pembuatan biopori dengan galon bekas ini dengan melubangi sisi-sisi galon menggunakan solder atau bor. Jarak antara lubang-lubang kurang lebih 3 cm. Pada bagian atasnya dipotong dengan menggunakan gergaji besi dan tidak dipotong sepenuhnya sehingga pada bagian atas itu bisa digunakan sebagai tutup biopori. Pada bagian paling atas ditutup dengan menggunakan plastik yang telah dilubangi.

Praktik pemasangan biopori di panti PKK RW 8, Desa Jatiroto, Lumajang (Sumber: Dokumen Pribadi)

Proses penguraian sampah pada biopori dapat berlangsung kurang lebih tiga bulan. Setiap minggunya dapat diisi oleh sampah-sampah organik seperti rumput, daun, ranting, dan masih banyak lagi. Setelahnya, sampah-sampah tersebut akan berubah menjadi tanah yang dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman, seperti tanaman-tanaman untuk pawon urip.

Sosialisasi di SD Pembangunan 1 Jatiroto, Lumajang (Sumber: Dokumen Pribadi)

Tim KKN 436 Universitas Jember Desa Jatiroto juga melakukan sosialisasi mengenai sampah anorganik bersama para warga dan juga di sekolah-sekolah. Sosialisasi "Pengelolaan Sampah Non-organik dan Organik dengan Lubang Resapan Biopori" pada sekolah-sekolah bertujuan untuk memberikan edukasi pada siswa-siswa khususnya kelas 4 hingga kelas 6. Edukasi terkait sampah ini bertujuan agar para siswa-siswa sadar akan kebersihan dan sadar terhadap dampak dari pembuangan sampah sembarangan.

Sumber:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline