[caption id="attachment_179450" align="aligncenter" width="600" caption="Jokowi (antaranews.com)"][/caption]
Follow Me : @assyarkhan
Menarik sekali membaca Artikel Kuncoro Adi dengan Judul “Siapa Dalang Dibalik Kampanye Hitam Jokowi” mengupas tentang kemungkinan besar kerusuhan Solo adalah upaya-upaya penjegalan Jokowi maju di Pilkada DKI Jakarta.
Kuncoro Adi merupakan Pembaca sekaligus Penulis yang kesekian menurut Saya yang terjebak Opini yang dibangun oleh Tim Sukses Jokowi, jika memang Kuncoro Adi bukan Simpatisan Jokowi, Tetapi jika Kuncoro Adi merupakan Tim Sukses Jokowi maka perkiraan Saya Artikel yang ditulisnya bagian dari scenario. Saya berharap Kuncoro Adi menulis karena “kepolosan” nya membaca Media.
[caption id="attachment_179451" align="alignright" width="370" caption="Masalah Jakarta (andinews.blogspot.com)"]
[/caption]
Baiklah, Dasar yang digunakan Kuncoro Adi dalam tulisannya adalah Kutipan dari Berita yang diturunkan Tempo.co “ Selebaran berisi buruknya kondisi di Solo beredar di Jakarta. Salah satunya di halte Transjakarta Pos Pengumben. Pada selebaran yang dibiarkan tertumpuk di tangga menuju halte Pos Pengumben tersebut, tertulis sejumlah keburukan di Kota Solo. Terhitung ada enam keburukan yang tertulis di selebaran berjudul “Cerita Baik tentang Solo, Ternyata Kenyataannya Buruk”.
Kemudian Pernyataan dari Komisi III DPR RI Eva K Sundari yang menyatakan “ Bentrokan yang terjadi antara dua kelompok massa di Jalan RE Martadinata, Kampung Sewu, Jebres, Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (3/5) merupakan sebuah serangan kepada pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahya Purnama (Ahok).
“Semakin mendekati pelaksanaan pilkada, serangan ke Jokowi-Ahok semakin intensif dengan tujuan me-down grade. Terutama Jokowi sehing elektabilitas pasangan tersebut yang trendnya meningkat bisa dihambat,” kata Eva dalam rilisnya kepada WartaNews.com, Sabtu (5/5).
[caption id="attachment_179452" align="alignright" width="320" caption="Ketika Uang Bisa Membayar Segalanya (pasoepati.blogspot)"]
[/caption]
Saya berkali-kali mengajak kita semua untuk tidak mudah terjebak pada Skenario apapun, Saya sangat tidak percaya dengan Kampanye Hitam. Mengapa? Karena bisa jadi ini merupakan bagian dari Skenario Tim Sukses Jokowi-Ahok.
Anda masih ingat bukan Video Porno Kader PDIP Karolina yang tersebar di media? Yups, Itupun dituding oleh Politisi PDIP sebagai Kampanye Hitam. Pertanyaanya adalah Apakah semuanya Kampanye Hitam? Atau sebenarnya Kampanye Hitam itu dibuat sendiri oleh Tim Sukses Untuk mendongkrak RASA SIMPATI Pemilih?
Di dalam Politik sepertinya menjadi kebiasan orang-orang yang “rakus” akan kekuasan dengan menghalalkan segala cara , di beberapa Negara pernah disebutkan seorang Ayah yang merupakan Kandidat Walikota dan Gubernur Menembaki Anaknya Sendiri guna mencari Simpati Pemilih, Bahkan Ketika Malamnya Anaknya ditembak Mati Oleh Ayahnya, Keeseokan Harinya Sang Ayah membuat Opini “Lawan Politiknya Telah Berlaku Kejam Padanya”, “Lawan Politiknya Telah Menghancurkan Keluarganya”, Dan tidak berapa lama ketika pemilihan Sang Ayah yang membunuh Anaknya ini terpilih menjadi Pemimpin di Kota tersebut.
Sangat Mungkin inipun terjadi di Pilkada DKI Jakarta, Orang-orang yang menyebarkan Selebaran Jeleknya Solo sebenarnya disebarkan oleh Relawan-Relawan Jokowi sendiri, Bahkan bisa jadi yang memicu kerusuhan di SOLO pun bisa jadi adalah “orang-Orang” Jokowi Sendiri sebagai alat untuk Opini berkutnya, dan bahkan Komentar dari Kader PDI P di Komisi III tersebutpun masih dalam Skenario setelah Kerusuhan itu direncanakan. Saya perkiraan, Tulisan-Tulisan Kompasianer atau di Media Sosial lainnya yang mengangkat Kerusuhan Solo sebagai Kampanye Hitam akan terus berlanjut dengan tujuan satu saja “MENARIK KERENYUHAN HATI PEMILIH JAKARTA”, Opini yang ingin dibangun adalah “Kok Teganya ya Orang-Orang pada Jokowi” Kemudian ada lagi tulisan menimpali berikutnya “ Orang Baik Memang Akan Di Serang Lawan Politik Jahatnya” dan beribu-ribu opini lainnya untuk membohongi rakyat.
Maka untuk itulah, SAYA TIDAK PERCAYA KAMPANYE HITAM. Mengapa? Karena terkadang politisi membuat Kampanye Hitam untuk Dirinya Sendiri Hanya Sekedar Untuk Menarik Simpati.
Sumber :
Bandung, 6 Mei 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H