Lihat ke Halaman Asli

Adi Supriadi

Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Ayo Memilih, Jadikan Qur'an dan Sunnah sebagai Panduan

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13940202961760986471

[caption id="attachment_315335" align="aligncenter" width="569" caption="INDONESIA Punya Kita Semua (facebook.com/assyarkhan)"][/caption]

Penulis : ADI SUPRIADI / @assyarkhan

Mau tidak mau, suka tidak suka Demokrasi telah menjadi alat untuk membenahi bangsa ini, tidak ada jalan lain bagi setiap Muslim di Indonesia adalah ikut berpartisipasi agar terpilihnya orang-orang Shalih dalam kepemimpinan baik di DPR RI maupun Presiden RI 2014 mendatang. Sebagaimana diketahui oleh siapapun, Islam sebagai agama yang mengatur semua ruang lingkup kehidupan manusia termasuk didalamnya memilih Pemimpin baik itu yang mewakili aspirasinya dalam membuat peraturan undang-undang agar para pemimpin tidak membuat undang-undang yang bertentangan dengan hukum Allah Swt yang sudah tercantum dalam Al-Qur'an dan Sunnah, selain itu dalam hal memilih Presiden agar tidak membuat kebijakan-kebijakan yang melanggar kebijakan dan peraturan Allah Swt.

Sebagai Muslim yang ta'at kepada Allah Swt sebaiknya pada sebulan ini mengadu kepada Allah Swt dengan Sholat Istikharah (Sholat meminta petunjuk) agar dapat memilih Pemimpin baik wakil rakyat maupun Presiden dengan pilihan yang ditetapkan Allah Swt. Sholat Istikharah yang dapat Anda laksakan sebanyak 2 raka'at setelah sholat Isya misalnya, Anda bisa menyisipkan Doa Istikharah sebagai Tools (alat) agar Allah memberikan bimbinganya dalam memilih yang terbaik dari yang ada. Berikut doanya :

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu pilihan yang terbaik bagiku menurut ilmu-Mu. Aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon dengan karunia-Mu yang besar karena Engkaulah yang Mahakuasa, sedang aku tidak memiliki kekuasaan apapun. Engkaulah yang Maha Mengetahui, sedang aku tidak mengetahui sama sekali. Dan, Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Ya Allah, jika memang perkara yang Engkau tentukan ini baik bagiku, dalam urusan agama dan kehidupanku serta akibat urusanku, maka takdirkanlah ia untukku dan mudah-mudahan ia untukku. Dan, berilah aku berkah dengannya. Namun, jika perkara itu buruk bagiku (karena Engkau Maha Mengetahui) dalam agamaku dan kehidupanku serta dampak urusanku, maka hindarkanlah aku darinya. Takdirkanlah kebaikan untukku dimana saja adanya. Lalu, jadikanlah hatiku meridhainya.” (HR. Bukhari)

Setelah Sholat Istikharah setiap malam demi dapat yang terbaik dan berdoa berdasarkan tuntunanya, maka Seorang Muslim yang ta'at dapat mementukan pilihan terbaiknya dengan syarat-syarat sebagai berikut ini

1. Beriman yang Lurus (Salimul Aqidah)

Tidak cukup meyakini Allah Swt sebagai Tuhan dan Rasulullah SAW sebagai Rasulullah SAW tetapi beriman yang lurus atau disebut memiliki salimul 'aqidah adalah orang-orang yang tidak lagi percaya dan tidak melakukan klenik, perdukunan, dan peruntungan nasib, jimat dan benda-benda keramat. Itulah kemurnian Aqidah.

Berikut perintah Allah Swt dalam Al-Qur'an

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (Al Maidah(5):57)

2. Utamakan Laki-laki

Bukan berarti wanita tidak boleh, boleh saja apabila tidak ada lagi laki-laki yang mempuni untuk mengemban amanah yang ada, jika masih ada laki-laki yang mumpuni maka sebaiknya laki-laki

Berikut Sabda Nabi SAW :

“Tidak akan beruntung suatu kaum yang mengangkat seorang wanita sebagai pemimpinnya.” (HR. Bukhari)


3. Dewasa & Bijaksana

Dewasa dan Bijaksana yaitu mereka yang memiliki kualitas yang baik dalam membedakan sesuatu yang benar dan salah, mereka yang faham mana yang baik dan mana yang terlarang, mana yang haq dan mana yang batil, Mereka yang bertaqwa (takut kepada Allah Swt) dan selalu bertawakkal (berserah diri kepada Allah Swt dalam setiap urusannya), Memiliki pengetahuan serta pengalaman bermasyarakat/bersosialisasi yang baik pula.

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.” (An Nisa : 5)

4. Amanah Dan Memiliki Disiplin Ilmu

Seorang pemimpin yang amanah dapat dipercaya dalam melaksanakan kepercayaan dan tanggung jawab dengan baik harus pula ditunjang oleh ilmu yang sesuai dengan bidangnya. Dengan memiliki ilmu yang baik dan berkualitas diapun akan jauh dari kendali dari golongan tertentu yang akan menjadikannya hanya sebagai pemimpin boneka demi kepentingan segolongan atau kelompok tertentu

Allah Swt berfirman “Berkata Yusuf : “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga (amanah), lagi berpengetahuan (dalam mengurusnya).” (QS. Yusuf :55)

Sabda Baginda Nabi saw.: “Apabila suatu urusan dipercayakan kepada seseorang yang bukan ahlinya, maka tunggulah waktu kehancurannya.”(HR. Bukhari)

5. Adil

Adil adalah tidak berat sebelah. Semua yang dipimpinnya haruslah disayangi dan diperlakukan dengan baik sesuai yang sudah diamanahkan, baik itu dulunya yang memilihnya ataupun yang tidak memilihnya ketika proses pemilihan pemimpin

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS. Shaad :26)

6. Sehat Jasmani Ruhani (Bermental dan Berjiwa Sehat)

Menjadi pemimpin diperlukan fisik yang kuat serta mental yang tangguh dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sudah diamanahkan. Mental yang kuat dalam menghadapi serangan-serangan dan provokasi lawan politiknya yang harus diselesaikan secara arif dan bijaksana.

Rasulullah saw bersabda:

“Dari Abu Dzar berkata, saya bertanya kepada Rasululloh SAW, mengapa engkau tidak meminta saya memegang sebuah jabatan?; Abu Dzar berkata lagi, lalu Rasululloh SAW menepuk punggung saya dengan tangannya seraya berkata; Wahai Abu Dzar,sesungguhnya kamu seorang yang lemah. Padahal, jabatan itu sesungguhnya adalah Amanah (Sesuatu yang berat untuk ditunaikan)” (HR. Muslim)

AYO MEMILIH PEMIMPIN,

INDONESIA ISTIMEWA 2025 Dimulai dari 2014

Sumber :

- Al-Qur'an Terjemahan

- Hadits Shahih Muslim



Jakarta, 5 Maret 2014

ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline