Lihat ke Halaman Asli

Adi Supriadi

Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Jokowi Dingin Saat Ditagih Janji

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1396287924319244772

[caption id="attachment_317899" align="aligncenter" width="576" caption="Janji Jokowi (dadang.solihin.blogspot.com)"][/caption]

Penulis : ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Twitter : @assyarkhan

Sebagaimana diberitakan Pemilu.okezone.com beberapa hari ini muncul iklan anonim yang isinya menagih janji Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk menyelesaikan masa jabatanya selama lima tahun di DKI Jakarta. Akibat iklan tersebut, dikabarkan mantan Wali Kota Solo itu marah dan berencana melaporkan pihak-pihak yang memproduksi dan menayangkan iklan tersebut.

Ketua Tim Advokasi Jakarta Baru, Habibruokhman, menilai wajar jika ada sekelompok masyarakat yang menagih janji-janji Jokowi untuk menyelesaikan persoalan Jakarta. Sebab, Jokowi belum menyelesaikan janji-janjinya namun memilih untuk menjadi calon presiden (capres) dari PDIP.

Jokowi tetap tidak bergeming karena "ta'at" pada Perintah sang "Raja" Partai Demokrasi Perjuangan, Saya menyebutnya Raja karena memang PDI-P dibangun dengan semangat kerajaan, setelah orang tua turun ke anak terus ke cucu, Saya meyakini setelah Megawati maka akan diteruskan Puan Maharani karena paling dianggap ada darah Soekarno. Jadi wajar jika kondisi ini disebut sebagai "Kerajaan" Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia, hanya yang memiliki darah Soekarno saja yang boleh meneruskan tahta Pimpinan Partai.

Terlepas itu semua, Menarik untuk disimak ketika Jokowi tetap "Dingin" sedingin lagu Rinto Harahap yang berjudul dingin, dalam Lagu ini seolah-olah menggambarkan dialog Jokowi dengan masyarakat Jakarta yang telah memilihnya menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Rakyat Jakarta bernyanyi sebagai berikut :

Malam yang dingin aku sendiri
Dingin dingin hati ini tambah dingin
Entah mengapa
Kalau cinta memang aku sudah tak punya
Air mata ku pun kini keringlah sudah
Dingin..

Seolah menggambarkan malam yang dingin masyarakat Jakarta ditinggal Jokowi sendirian, ternyata dingin itu semakin dingin, masyarakat Jakarta tidak tahu entah kenapa ini terjadi, mengapa Jokowi mau maju jadi Calon Presiden padahal sudah berjanji akan menuntaskan kepemimpinan jadi Gubernur DKI Jakarta, Dengan kondisi ini sudah tidak ada lagi cinta dihati masyarakat Jakarta pada Jokowi, mereka kecewa, Percuma menangis dan merintih, percuma karena Jokowi tetap dingin dengan keputusaannya untuk meninggalkan Jakarta. Dingin...

Ingin membenci pada siapa
Tiada salah orang lain yang kau cinta
Bukan bukan salahmu
Tapi diri ini juga tiada bersalah
Punya rasa punya mata punya telinga
Sayang..

Masyarakat Jakarta bingung harus membenci pada siapa? Membenci Megawati? atau membenciJasmev, Membenci para Supporter Jokowi kah? Membenci pada PDI-P kah? Mereka semua tidak bersalah, Tetapi Jokowi lah dianggap bersalah karena tidak memiliki Komitment yang jelas, Jokowi ibarat seperti "Boneka" yang bisa dipindahkan sesuka hati oleh "Sang Raja" Partai. Masyarakat Jakarta tidak mau dinilai bersalah juga karena telah memilihnya, Karena Masyarakat Jakarta memiliki harapan untuk Jokowi membawa perubahan tetapi sebagaimana yang dilukis seniman Jakarta, Jokowi seperti telah "Memberaki" Jakarta saat mampir sebentar menuju perjajalanan utamanya, Istana.

Kau janjikan berbulan madu, ke ujung dunia
Kau janjikan sepatuku, dari kulit rusa
Tapi janji tinggal janji bulan madu hanya mimpi
Tapi janji tinggal janji di bibirmu

Masyarakat Jakarta mencoba menagih janji-janji Jokowi, menagih janji untuk membuat Jakarta menjadi Jakarta Baru yang diharapkan, tetapi Janji ternyata hanya janji Jakarta Baru hanya mimpi, mimpi semalam yang tak bermakna apa-apa.

Malam yang dingin..
Dingin dingin hati ini tambah dingin
Kalau cinta memang aku sudah tak punya
Air mata ku pun kini keringlah sudah
Dingin

Kemudian seakan-akan dalam lagu ini Jokowi menjawab : Malam memang semakin dingin, Dingin hatiku semakin dingin dengan tagihan janjimu, Jika Kalian tanya cintaku jujur kukatakan bahwa sudah tidak ada, Aku sudah tidak punya cinta untuk Jakarta, Aku juga punya air mata, bahkan hampir kering saat ini, Aku tak kuasa menerima mandat dari "Rajaku" di Partai ini, Biarlah malam ini tetap dingin dengan kepergianku...

Ingin membenci pada siapa
Tiada salah orang lain yang kau cinta
Bukan bukan salahmu
Tapi diri ini juga tiada bersalah
Punya rasa punya mata punya telinga
Sayang..

Kau janjikan berbulan madu, ke ujung dunia
Kau janjikan sepatuku, dari kulit rusa
Tapi janji tinggal janji bulan madu hanya mimpi
Tapi janji tinggal janji di bibirmu
Tapi janji tinggal janji bulan madu hanya mimpi
Tapi janji tinggal janji di bibirmu

Ya, Begitulah Cerita dingin dalam kehidupan Jokowi, Sedingin musik Rock, Sedingin hati sebeku kehidupan Politikdengan satu alasan "Ngeles" tak kuasa menolak mandat sang turunan Soekarno, ini adalah sebuah kemuliaan. Kita munkin akan boring melihat kondisi ini, Saat Pemerintah tak menepati janji-janjinya, Jika tetap memilih yang seperti ini seakan-akan Kita kembali ke masa lalu yang Kita benci, Dingin........

Ah, Apapun itu...Janji Dingin...

[caption id="attachment_317900" align="aligncenter" width="587" caption="Jangan Pilih Pemimpin Umbar Janji Kata Jokowi (inilah.com)"]

13962880451728222103

[/caption]

Sebagai Bonus Anda bisa menyaksikan Video berikut ini :


[caption id="attachment_317901" align="aligncenter" width="520" caption="Komentar Youtuber Di Lagu Dingin - Rinto Harahap (youtube.com)"]

13962882181404264235

[/caption]

Sumber :

Jokowi Marah Saat Ditagih Janjinya Untuk Jakarta

Terima Kasih Saya untuk Ayah Rinto Harahap yang sudah menginspirasi Saya melalui Lagu ini

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline