[caption id="attachment_366114" align="aligncenter" width="560" caption="POLRI, KPK, Dan Jokowi yang belum berhenti bermain akting (suarasurabaya.com)"][/caption]
Penulis : ADI SUPRIADI
Twitter : @assyarkhan
Kepolisian Republik Indonesia pada Jumat pagi (23/1) menangkap Bambang Widjojanto, Wakil ketuaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK).Polisi mengatakan bahwa mereka telah menjadikan Bambang Wijayanto (BW) sebagai tersangka hanya beberapa hari sebelumnya BG ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, Bambang telah terlibat dalam kasus yang melibatkan kesaksian palsu ke Mahkamah Konstitusi ketika Ia adalah seorang pengacara pada tahun 2010. Polisi menghentikan mobil Bambang di Depok, Jawa Barat, ketika ia menuju rumah dari sekolah putrinya. Para petugas memborgol dan membawanya langsung ke Mabes Polri di Jakarta Selatan.
Penangkapan Bambang menyebabkan kehebohan publik yang cukup luas di Indonesia, Hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa Polisi menunda penahanan Bambang setelah menanyainya selama lebih dari 15 jam.
Sebelum BW ditangkap karena tersangkut Kesaksian Palsu di MK, KPK sebelumnya telah menetapkan Budi Gunawan atau BG yang menjadi calon tunggal KAPOLRI pilihan Jokowi sebagai Tersangka, Budi Gunawan yang sudah tertawa sumringah karena "balas jasa"nya membantu Jokowi menjadi Presiden terbalaskan harus cemberut kembali karena ulah KPK, untuk memuluskan jalan BG menjadi Kapolri maka upaya pembubaran KPK pun dilakukan oleh Istana Negara, jika tidak maka Polisi akan meninggalkan Jokowi yang berdampak pada turunnya Jokowi sebelum waktunya berakhir.
BG Tersangka korupsi rekening Gendut, BW tersangkut kesaksian Palsu, Sementara itu, beberapa jam sebelum penundaan penahanan, Joko 'Jokowi' Widodo bertemu dengan Pelaksana Tugas sementara Kapolri yaitu Komisaris Besar. Jenderal Badrodin Haiti yang disingkat BH.
Tugas dari BH (BeHa) adalah memastikan bahwa proses kasus Bambang harus mengikuti hukum yang ada, berusaha netral tidak kekiri dan kekanan, tetapi BH harus tetap menutup aurat dan aib anggotanya, tetapi yang paling berat tugas dari BH adalah mengembalikan kemben citra yang melorot Jokowi, BG dan BW tersandera dalam Kemben Istana dalam kendali BH.
Jika BH tidak sanggup, maka malulah Istana, kemungkinan pulang dari Istana dengan celana kolor akan terjadi kedua kalinya di Indonesia setelah dulu Gusdur pernah mendahuluinya.
Kita nantikan Sinetron "Kemban Istana Hampir Tertekan, Semoga BH Kuat Menahan"
Republik yang lucu karena Presidennya lucu...Ngakak....
Indonesia, 25 Januari 2015
ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H