Lihat ke Halaman Asli

Ponsel Dapat Mengganggu Kesehatan Mata

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hati-hati bagi anda yang suka berlama-lama dengan smartphone di tangan anda. Bisa-bisa mata yang menjadi salah satu organ penting anda bisa rusak.  Terlebih bagi mereka yang memakai kacamata atau lensa kontak.

Seorang Profesor bernama Dr Mark Rosenfield dari NUNY State College of Optometry di New York mengatakan bahwa mata yang bekerja terlalu keras dapat mengakibatkan beberapa hal, antara lain adalah pusing dan mata merah.  Dia mengatakan, jika jarak antara mata dengan suatu obyek terlalu dekat, hal tersebut menandakan bahwa mata bekerja keras untuk dapat fokus pada obyek tersebut. Akibatnya mata akan lelah dan menunjukkan beberapa gejala, seperti telah disebutkan di atas.

Chatting, berSMS dan browsing di internet menggunakan smartphone dapat membuat mata anda bekerja terlalu keras, apalagi jika jarak antara mata dan smartphone terlalu dekat. Hal tersebut dapat membuat mata kering, tak nyaman dan pandangan kabur.

Lalu dia melakukan beberapa penelitian. Penelitan pertama dilakukan terhadap 130 orang yang rata-rata berusia 23,3 tahun. Dia menanyai mereka ketika mereka membaca pesan di smartphonenya masing-masing.

Selanjutnya dia melakukan penelitian terhadap 100 orang partisipan yang rata-rata berusia 24 tahun. Kali ini berbeda, dia menanyai mereka ketika mereka sedang membaca informasi di situs internet.

Kemudian dia mengukur jarak antara mata dengan smartphone dan tak lupa mencatat ukuran font dari tulisan. Ketika membaca tulisan di surat kabar, jarak antara mata dengan obyek biasanya adalah 16 inci. Sedangkan kebanyakan partisipan penelitiannya hanya berjarak 14 inci saja dari smartphone ketika membaca SMS.

Selanjutnya, untuk para partisipan yang browsing di internet malah lebih parah. Rata-rata jarak antara mata dengan smartphone dari 100 orang tersebut adalah 12,6 inci.

Rosenfield menyimpulkan, hal tersebut disebabkan oleh ukuran font yang ada di smartphone. Oleh karena itu dia berharap adanya dokter mata yang melakukan tes terhadap para pengguna smartphone. Jika hal tersebut dilakukan terus menerus, ujarnya, dapat mengakibatkan kerja yang berlebihan bagi mata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline