"Jejak Anak Muda Indonesia: Gagasan Ksatria Airlangga melalui Akselerasi Kajian SDGs
Untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045"
Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, generasi muda Indonesia memiliki peran yang tak terhingga dalam mewujudkan visi besar ini. Salah satu pemikir dan inisiator dalam upaya akselerasi menuju Indonesia Emas 2045 adalah Ksatria Airlangga. Gagasannya tentang akselerasi kajian Sustainable Development Goals (SDGs) mengarah pada perubahan fundamental di berbagai bidang, mencakup sosial & ekonomi, pendidikan berkualitas, lingkungan, dan kesehatan.
Salah satu isu sentral yang diangkat oleh Ksatria Airlangga adalah masalah sosial dan ekonomi. Dalam konteks ini, perhatiannya tertuju pada penegakan pemenuhan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) melalui SDG 10. Penegakan HAM adalah landasan bagi masyarakat yang adil dan inklusif. Selanjutnya, isu utang negara yang tinggi menjadi fokus penting, di mana utang yang tak terkendali dapat menghambat pembangunan dan kesejahteraan rakyat (SDG 8).
Pendidikan berkualitas juga mendapatkan sorotan dalam gagasan Ksatria Airlangga. Pemerataan akses pendidikan berkualitas (SDG 4) menjadi pijakan penting dalam memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan peluang pendidikan yang setara. Namun, perdebatan mengenai sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) muncul, terutama terkait kesenjangan pendidikan dan infrastruktur di daerah (SDG 4). Di samping itu, distribusi guru honorer ke wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) perlu diupayakan untuk menjaga kualitas pendidikan di seluruh negeri (SDG 4).
Lingkungan juga menjadi fokus kajian Ksatria Airlangga. Implementasi peraturan pembuangan limbah rumah tangga di sungai (SDG 6) adalah langkah krusial dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan air. Program rehabilitasi hutan dan reklamasi lahan bekas tambang dalam pemindahan Industri Kreatif dan Kecakapan Negara (IKN) (SDG 15) adalah upaya untuk menjaga ekosistem dan mengurangi dampak lingkungan. Pemerataan transportasi umum berbasis rel (SDG 11) juga menjadi solusi untuk mengurangi polusi dan kemacetan perkotaan.
Di sektor kesehatan, Ksatria Airlangga mengusung gagasan pengembangan teknologi kedokteran untuk transformasi teknologi kesehatan yang terfokus pada penyediaan layanan kesehatan yang presisi (SDG 3). Dalam hal ini, teknologi memiliki potensi untuk meningkatkan akurasi diagnosis dan perawatan pasien.
Realisasi pembebasan pembayaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) (SDG 3) juga merupakan langkah penting untuk memastikan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Pemanfaatan pajak rokok dan bea cukai untuk penambahan pembiayaan kesehatan (SDG 3) adalah contoh konkret upaya pengumpulan dana bagi penyediaan layanan kesehatan yang lebih baik.
Dalam keseluruhan, gagasan Ksatria Airlangga mengenai akselerasi kajian SDGs adalah landasan kuat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Anak muda Indonesia memiliki peran penting dalam mengambil jejak ini, menjadi agen perubahan di berbagai sektor. Dengan fokus pada aspek sosial & ekonomi, pendidikan berkualitas, lingkungan, dan kesehatan, generasi muda Indonesia dapat bersama-sama membangun masa depan yang berkelanjutan, inklusif, dan makmur. Semua ini berkontribusi pada cita-cita Indonesia Emas 2045 yang menjulang tinggi, menjadi refleksi keberhasilan sebuah bangsa yang memandang ke depan dengan optimisme dan tekad yang kokoh."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H