Lihat ke Halaman Asli

Adisti Ratna Sari

Universitas Airlangga

Mengontrol Kesulitan Diri dengan Self-Affirmation

Diperbarui: 6 Juli 2022   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Melalui media sosial, kita telah banyak sekali menjumpai cara untuk memotivasi diri sendiri, baik itu kata-kata menenangkan, hadiah sederhana atau bahkan ucapan semangat dari orang-orang yang berarti dalam hidup kita seperti idola, atau bahkan keluarga dan teman yang sering kita jumpai sehari-hari. 

Namun, selain mendengarnya dari orang lain, ternyata kita membutuhkan motivasi yang berasal dari diri kita sendiri. Ada kalanya masalah kecil, atau yang terlampau besar sekalipun seringkali membuat kita lelah dan lebih memilih untuk menutup telinga terhadap afirmasi dari orang lain.

Self-affirmation adalah suatu pernyataan diri yang dinyatakan secara berulang-ulang oleh diri sendiri yang dilakukan dengan tujuan agar meyakinkan secara personal bahwa dirinya benar. Tentunya tidak semua Self-affirmation bersifat positif, tentu ada yang negatif, namun kita harus pandai dalam mempersepsikannya dalam sebuah sudut pandang.

Yaitu cukup untuk membuat diri kita termotivasi, namun tidak sampai membuat diri kita terlena. Tujuan dari self-affirmation ialah menjaga keutuhan seseorang ---bahwa aku cukup, bukan persepsi dirinya yang sempurna. Self-affirmation bukan memuji dan meninggikan diri, namun melihat kelebihan dan kekurangan dengan objektif.

Pada dasarnya, prinsip Self-affirmation adalah dengan cara mempengaruhi tubuh kita dengan pikiran. Contohnya apabila kita tidak pernah merasa cukup, maka kita akan lelah sendiri dan sering dikecewakan oleh ekspektasi yang kita inginkan. Adakalanya mengucapkan 'tidak apa-apa' kepada diri sendiri cukup dibutuhkan.

Hal kecil dalam hidup seseorang bisa berbeda sudut pandang dengan orang lain. Dalam kata lain, walaupun kejadian tersebut bukan merupakan sesuatu yang besar, perpektif orang lain secara subjektif bisa saja besar. Sebuah perhatian atau hal kecil dalam kehidupan sehari-hari kita dapat berdampak besar, karena sistem tubuh yang sehat dapat termotivasi dalam meningkatkan kinerjanya melalui afirmasi.

Menurut Cohen (2009), Self-affirmation yang diberikan kepada diri sendiri telah banyak membantu mengontrol kesulitan yang dialami seseorang. Keyakinan kita pada kemampuan diri kita untuk mengatasi kesulitan di masa depan dapat tumbuh dan dengan demikian meningkatkan ketahanan untuk kesulitan berikutnya, dalam narasi yang kita buat untuk menguatkan diri sendiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline