Lihat ke Halaman Asli

Sosiologi Keluarga dan Gender: Fenomena Ketidaksesuaian Peran dalam Keluarga

Diperbarui: 11 Februari 2022   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam mendefinisikan sosiologi keluarga dan gender ini dapat dikatakan bahwa, keluarga merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan. Dalam keluarga akan terbentuk suatu hubungan yang begitu erat antar anggota keluarga, yaitu ayah, ibu, dan anak. 

Dari keluargalah kita diperkenalkan dan mengenal lingkungan sekitar, pola pergaulan dalam kehidupan sehari - hari, dan berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat. 

Mengenai gender, secara biologis, manusia terbagi menjadi dua jenis kelamin, yaitu perempuan dan laki - laki. Secara sosiologis, perbedaan antara laki - laki dan perempuan dikaitkan erat oleh masyarakat yang lebih berbasis pada peran dan posisi sosial. 

Dalam keluarga setiap anggota keluarga tentunya memiliki perannya masing - masing dan tentunya memiliki perbedaan dalam setiap menjalankan perannya. Seperti misalnya peran ayah, yaitu sebagai pencari nafkah, mendidik, melindungi dan memberi rasa aman. Peran ibu, yaitu mengurus rumah tangga, mengasuh dan mendidik anak, melindungi juga sebagai pencari nafkah tambahan. 

Lalu ada peran anak, yaitu melakukan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya, juga mempunyai hak untuk mendapat kasih sayang serta perhatian dari orang tua, patuh, hormat, serta membantu orang tua dalam menjalankan aktivitas di rumah.

Tidak ada jaminan bahwa fungsi di dalam keluarga dapat terus berjalan dengan baik, karena adanya kemungkinan perubahan struktur di dalam keluarga yang muncul pada waktu yang tidak diprediksikan sebelumnya. 

Umumnya pencari nafkah utama di keluarga adalah ayah atau suami, namun tak jarang situasi menempatkan istri atau anak menjadi pencari nafkah utama keluarga. Salah satu fenomena yang masih terjadi yaitu anak yang disuruh untuk mencari uang dengan menjadi anak jalanan. 

Anak jalanan itu sendiri bukan anak yatim piatu melainkan mereka masih memiliki keluarga dan tempat tinggal sendiri serta karena permasalahan anak jalanan memang bukan pada anaknya tapi lebih ke pada keluarga mereka. 

Fenomena ini terjadi di masyarakat akibat terganggunya social functioning, dikatakan terganggu social functioningnya karena seharusnya anak berada pada suatu situasi rumah, sekolah atau lingkungan bermain yang did alamnya terdapat interaksi yang mendukung perkembangan anakt ersebut, baik itu fisik, motorik, sosial, psikologis maupun moralnya.

Untuk itu disarankan untuk tidak mengeksploitasia nak - anak untuk mencari uang karena seusia mereka masih menjadi kewajiban orang tua dalam pemenuhan kebutuhan; baik kebutuhanf isik dan mental mereka, serta memperhatikan tentang keselamatan, kesejahteraan, dan pendidikan anak.

Oleh karena itu pentingnya sosiologi keluarga dan gender, yaitu memberikan arahan dalam membentuk maupun membina sebuah keluarga yang harmonis supaya kita tidak salah dalam memahami arti dari sebuah keluarga dan memberikan pola tindakan didalam sebuah keluarga dikaji dalam sosiologi sehingga dengan adanya hal ini interaksi yang terjalin dalam keluarga dapat menciptakan sebuah keharmonisan dan meminimalisir bentuk penyimpangan sosial yang akan terjadi di masyarakat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline