Lihat ke Halaman Asli

Ayah Dibyo

Bahwa belajar itu bisa dari siapa saja bahkan dari orang yang tidak pernah kita duga sebelumnya

Bergesernya Filosofi Para Angon Bebek

Diperbarui: 3 Agustus 2020   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terakhir kali saya melihat orang angon bebek sekitar tahun 2010an, lha apa sekarang tidak ada yang angon bebek? Masih ada tapi bukan angon bebek yang saya lihat dahulu yaitu dengan berjalan kaki sambil menggiring bebeknya supaya berjalan tertib satu komando. Oiya yang belum tahu angon bebek saya beri sedikit gambaran angon bebek itu menggembalakan bebek, angon itu berarti mengurus, menjaga dalam bahasa jawa. Saya tinggal di daerah pinggiran desa, sebuah desa yang masih banyak sawahnya kalau pagi udaranya cukup segar. Banyak sekali para peng-angon bebek didaerah saya. Sekarang kecenderungan para peng-angon bebek adalah meng-angon bebek tapi bebeknya dinaikkan dalam sebuah gerobak. Jadi bebeknya dimasukkan ke dalam gerobak itu kemudian ditarik dengan motor dan dibawa kesebuah persawahan yang habis dipanen untuk diangon disana.

Apa bedanya dengan para peng-angon bebek jaman dahulu, jaman dahulu para peng-angon bebek meng-angon bebek dengan cara berjalan kaki dengan membawa bambu/kayu yang lumayan panjang untuk menggiring bebek-bebeknya menuju persawahan atau sungai kecil. Nah, seninya disitu mereka mengembalakan bebek-bebeknya yang jumlahnya puluhan ekor bahkan ada yang hampir seratusan dengan sabar dan telaten. Kalau ada satu bebek saja yang keluar dari rombongan maka dengan segera peng-angon tersebut membenarkan arah bebek tersebut. Suara-suara bebek yang bersahutan pun menjadi daya tarik tersendiri ketika bebek-bebek itu diangon. Ketertiban bebek dalam berjalan mengikuti rombongan juga menjadi daya tarik sendiri sampai-sampai dulu di tahun 90an ada iklan layanan masyakarat yang modelnya bebek-bebek ini dengan jargonnya "Antri Dong". itulah seninya meng-angon bebek-bebek tersebut. Dulu waktu saya kecil masih terasa di ingatan ketika ada yang angon bebek kita yang memakai kendaraan bermotor harus sabar menunggu iring-iringan baik waktu bebek tersebut berjalan maupun menyeberang jalan.

Bagaimana dengan sekarang, para angon bebek lebih mengambil praktisnya dengan memasukkan bebek dalam gerobak kemudian langsung membawa bebek ke tempat persawahan atau sungai kecil. Filosofi kesabaran, keuletan, ketertiban sudah mulai terkikis karena kemajuan jaman atau kemalasan para peng-angon bebek. Sebuah pembelajaran hidup yang sederhana namun begitu dalam maknanya buat kita. Pembelajaran hidup dari apa yang dinamakan Angon Bebek

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline