Koordinator Inklusif adalah sebuah jabatan tertinggi dalam divisi inklusif setelah itu tidak ada jabatan yang lebih diatasnya, bisa dibilang kalau tataran sekolah ya kepala sekolahnya. Jadi jabatan ini sudah paling atas tidak bisa naik lebih tinggi lagi di dalam sebuah organisasi semacam sekolah, tidak ada koordinator inklusif menjadi seorang kepala sekolah, ya memang ada sih yang seperti itu tapi sangat jarang sekali, kalau memang kejadian ya berarti itu memang kehendak alam. Alam berkehendak lain dengan tidak menjalankan sesuai jalurnya.
Lalu apa saja tugas dari seorang Koordinator inklusif tersebut? Tugas seorang Koordinator inklusif tentunya seperti tugas seorang pemimpin pada umumnya. Secara garis besarnya adalah memimpin, mengkoordinasi divisi atau bagian inklusif. Koordinator tentunya adalah orang yang bisa memanage sebuah divisi tadi ibarat seorang nahkoda kapal tugas seorang nahkoda adalah membawa kapal selamat sampai tujuan, tahu kapan harus berlayar, tahu kapan harus berlabuh dan tahu kapan harus menentang ombak.
Syarat untuk menjadi koordinator tentunya sama dengan seorang pemimpin, kalaupun ada perbedaan ya tidak jauh-jauh lah, diantaranya:
Mempunyai Visi dan Misi
Dalam sebuah organisasi tentunya visi dan misi sangat lah penting sekali karena visi dan misi adalah gambaran dari pemikiran seorang koordinator dalam menentukan arah kebijakan suatu organisasi, apakah organisasi tersebut mau dibawah kearah lebih baik atau membawa suatu organisasi kearah sebaliknya. Visi adalah gambaran besar suatu pemikiran yang ada dalam pemikiran seorang koordinator sedangkan misi adalah bagaimana pemikiran besar itu bisa dipecah dan diimplementasikan ke dalam sebuah tindakan yang nyata. Kalau koordinator tidak punya visi dan misi yang jelas bisa dibayangkan bagaimana organisasinya itu kedepannya.
Quick Thinking
Seorang koordinator juga harus bisa berpikir cepat, berpikir cepat disini adalah bagaimana koordinator bisa memutuskan sesuatu, mengucapkan sesuatu dan bertindak dalam sepersekian detik dengan memandang seluruh aspek ketika mengambil suatu keputusan. Tidak semua mempunyai kemampuan ini, karena kemampuan ini hanya dimiliki oleh orang yang visioner. Quick Thinking disini tidak asal-asalan harus berpikir cepat lho ya, tapi Quick Thinking yang dilakukan secara matang. Sekarang bayangkan anda harus berpikir cepat tapi pemikiran cepat anda itu haruslah matang dan hasil pemikiran cepat anda setidaknya bisa melegakan mayoritas orang. Koordinator inklusif harus punya itu, skill yang tidak boleh terlewat.
Memiliki wawasan dan kematangan dalam bidang ini.
Seorang koordinator tentunya harus memiliki wawasan yang idealnya harus lebih daripada yang dipimpinnya karena wawasan ini juga akan menjadi sebuah gambaran siapa diri kita. Sedangkan kematangan tentunya adalah bagaimana seorang koordinator dalam menyikapi suatu masalah. Ketika wawasan dan kematangan ini bersatu maka biasanya akan memunculkan suatu kebijakan yang memang bijak bukan kebijakan yang tidak bijak.
Berani melawan arus.
Berani melawan arus bukanlah pembangkangan suatu terhadap sesuatu tetapi lebih ke ide kreativitas karena yang namanya ide kreativitas itu sangatlah penting dalam suatu organisasi, tanpa ide kreativitas bisa-bisa suatu organisasi hanya jalan ditempat atau bahkan bisa mati tertelan kemajuan yang lainnya. Memiliki sesuatu dengan berbeda butuh sebuah keberanian, tanpa keberanian kita tidak akan kemana-mana hanya ditempat kita saja. Memilih zona aman tentunya sah-sah saja tetapi akan lebih bagus lagi kalau kita berani bertindak, soal nanti bagaimannya akan kelihatan, kalau berhasil berarti hitung-hitungan kita benar tetapi kalau salah ya sudah jadi bahan buat koreksi. Risk taker orang menyebutnya, seorang risk taker harus diambil oleh seorang Koordinator inklusi