Lihat ke Halaman Asli

Adis Octavianti

NAMA : ADIS OCTAVIANTI / NIM : 432222010048 / AKUNTANSI S1 / FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Diskursus Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar pada Upaya Pencegahan Korupsi

Diperbarui: 15 Desember 2023   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adis Octavianti 

Nama : Adis Octavianti 

Nim : 43222010048

Jurusan : Akuntansi S1

Kampus : Universitas Mercu Buana Jakarta 

Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi & Etik UMB 

Semar 

Dalam sastra Jawa kuno, tokoh Semar hanya muncul dalam tradisi Kidung, yaitu jenis sastra lisan yang lebih jelas memperlihatkan sifat masyarakat yang berbeda dengan sejarah asli Jawa, meskipun dialog para dewa  dan tokoh ketuhanan Mahabarata juga muncul (Zoetmulder , 1985: 539-541). Sastra Kidung dari kategori estetika sastra "Kraton" dinilai lebih "rendah" dari sastra Kakawin (Zoetmulder, 1985: 511), dan sastra Kidung lebih terkait dengan fungsi "ruwat", penolakan bala (Zoetmulder, 1985: 542). Dalam sastra Kakawin, sahabat ksatria seperti Abimanyu dalam cerita Gathutkacasraya adalah Jurudyah (Zoetmulder, 1985: 333-335). Sifat masyarakat yang melandasi sastra Kidung, serta kemunculan orator kesatria bernama Semar, setidaknya menegaskan silsilah masyarakat dari sosok Semar.

Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut juga  Badranaya.

  • Bebadra artinya: Membangun sarana dari dasar.
  • Naya artinya: Aturan/Hukum/Ideologi.
  • Nayaka artinya: Utusan mangrasul melaksanakan Hukum.

Yang Artinya: Mengembangkan sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah, demi kesejahteraan umat manusia.

- Javanologi: Semar - Haseming samar-samar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline