Lihat ke Halaman Asli

Batik Jumputan SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta

Diperbarui: 25 September 2024   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokpri)

Pelatihan batik jumputan dapat menjadi medium untuk memperkenalkan siswa pada kekayaan
budaya lokal, khususnya seni batik yang merupakan warisan budaya Indonesia. Dengan memahami
dan mempraktikkan teknik batik jumputan, siswa dapat lebih menghargai dan mencintai budaya
mereka sendiri. Batik jumputan adalah salah satu teknik dalam batik yang menggunakan ikatan dan
celupan untuk menciptakan pola-pola yang khas. Batik ni adalah bagian dari warisan budaya yang
unik dan penting dalam tradisi batik Indonesia. Mewariskannya kepada generasi penerus bangsa
merupakan kemestian guna melestarikan dan membubuhkan kecintaan terhadap budaya asli
Indonesia.

Terlepas dari uraian singkat di atas, urgensi pelatihan batik jumputan adalah ketika proyek P5
di SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 belum dilaksanakan. Sekolah jenjang SD sendiri dapat memilih
6 tema utama Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagai pedoman pelaksanaannya yaitu
gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, bhinneka tunggal ika, bangunlah jiwa dan raganya,
rekayasa dan teknologi, serta kewirausahaan. Dari sekian banyak opsi yang mengangkat tema
kearifan lokal, batik adalah salah satu objek menarik dan dekat dengan lingkungan siswa.

Kegiatan pelatihan batik jumputan dilaksanakan sebanyak dua kali , yakni pada 25 dan 26 Juli 2024 di kelas
IV C. Dua pertemuan itu memuat pertemuan pertama berisi materi sekaligus persiapan alat dan
bahan, dan pada pertemuan berikutnya adalah proses produksi. Proses selanjutnya adalah
pengeringan dan pemberian label (sablon) sebagai idnetitas oleh guru untuk kemudian diberikan
kembali kepada siswa.

Secara keseluruhan, pelatihan batik jumputan kepada siswa kelas IV C SD Muhammadiyah
Wirobrajan 3 telah berhasil mencapai tujuan edukatif dan kreatifnya. Kegiatan ini tidak hanya
memberikan pengetahuan tentang teknik batik jumputan tetapi juga memperkaya pengalaman
budaya dan kreativitas siswa. Program pelatihan pembuatan batik jumputan ini dilaksanakan
dilatarbelakangi oleh masalah pelaksanaan P5 di sekolah yang belum maksimal. Alasan mengapa
dipilih tema batik jumputan selain mengenalkan kebudayaan lokal adalah meninjau pelaksanaan
terakhir kalinya P5 di sekolah yang mengajarkan batik jumputan di kelas III yang mengalami
keterbatasan sehingga tidak seluruhnya (kelas 3 dalam 4 kelompok belajar) mendapatkan
pengalaman membatik menggunakan teknik jumputan. Pelatihan ini dikhususkan kepada siswa
kelas III kemarin yang masih belum mendapatkan pelatihan (saat program dilaksanakan mereka
berada di kelas IV C dengan harapan menjadi gambaran pelaksanaaan P5 secara umum untuk
kemdudian tercipta modul proyek membuat batik jumputan yang dapat dimanfaatkan sebagai
pedoman pelaksanaan P5 dengan pengaplikasian pada jangkauan tema yang lain. Ke depan,
pelatihan ini bisa terus dikembangkan dengan penyesuaian untuk meningkatkan efektivitas dan
keterlibatan siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline