Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Melakukan Pengembangan Sentra Batik Melalui Inovasi Canting Batik Cap Berbahan Kertas

Diperbarui: 18 Januari 2024   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu-ibu terlihat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi (sumber: dok. pribadi)

Penulis: Adisetya Putra Bhagaskara

MOJOKERTO - Mahasiswa dari Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya yang tengah melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, memberikan inovasi batik cap berbahan kertas kepada ibu-ibu pengrajin batik di Desa Gondang, Kabupaten Mojokerto dengan tujuan mengembangkan sentra batik melalui canting cap untuk batik berbahan kertas, Rabu (17/1/2024). Sosialisasi ini merupakan salah satu program dari Pengabdian Masyarakat Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di Desa Gondang.

Seni batik, sebagai warisan budaya Indonesia, terus berkembang melalui inovasi teknologi. Salah satu terobosan terbaru yang menarik perhatian adalah penggunaan canting batik cap berbahan kertas dalam pengembangan sentra batik. Inovasi ini tidak hanya memberikan aspek artistik yang baru, tetapi juga mengubah cara tradisional pembuatan batik.

Canting batik cap berbahan kertas, meskipun berbeda dari versi konvensional tembaga, membawa potensi baru untuk sentra batik. Kelebihannya terletak pada kemudahan penggunaan dan biaya produksi yang lebih terjangkau. Dalam prosesnya, canting berbahan kertas menghadirkan presisi tinggi dalam menciptakan pola-pola rumit tanpa mengurangi keaslian seni batik.

Menurut Ibu Ismi salah satu pengrajin batik di Desa Gondang, pengembangan sentra batik melalui inovasi canting batik cap berbahan kertas menjadi langkah signifikan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Pengrajin batik dapat dengan cepat mengadopsi teknologi ini, membuka pintu bagi kreativitas yang lebih luas dan memperluas pangsa pasar batik.

Ibu Ninik menilai program sosialisasi ini dapat memberdayakan masyarakat, terutama ibu-ibu pengrajin melalui pemberdayaan limbah kertas. Ia berharap program tersebut dapat dilakukan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat

Seiring dengan semangat inovasi ini, sentra batik yang dulu kental dengan tradisi kini menghadapi masa depan yang lebih modern. Dengan memadukan nilai-nilai lama dan teknologi baru, Indonesia terus menjelma sebagai pusat kekayaan budaya dan seni, memancarkan daya tariknya melalui kemajuan dan inovasi dalam dunia batik yang tak pernah berhenti berkembang.

"Kami berharap pelatihan ini dapat menambah pengetahuan bagi ibu – ibu pengerajin batik dan memperoleh keterampilan baru untuk memanfaatkan limbah kertas bekas menjadi canting batik cap, serta menjadikan produk tersebut sebagai canting cap yang dapat digunakan warga desa untuk menambah jumlah produksi batik mereka" ucap Ibu Ninik sekretaris PKK Desa Gondang, Mojokerto.

#KitaUNTAGSurabaya 

#UntukIndonesia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline