Lihat ke Halaman Asli

Entahlah Kuingin Bercerita dalam Tulisan

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

kegelisahan saya tak pernah berhenti dalam duka, sedih, dan bahagia me-wujudkan mimpi dalam renungan yang tak bertepi. sering kali dalam catatan kehidupan membawa kita pada ancaman, dalam pergolakan pikiran manusia yang cendrung berbeda-beda dengan satu maupun dua diantara yang lain. begitulah cerita manusia yang singkat tapi untuk direnungkan, apakah kita sudah menjadi benar, mencoba membawa kehidupan pada tanda-tanda atau simbol kebenaran yang mutlak untuk di telusuri dalam kenyataan. manusia inilah renungan saya, seketika menemukan manusia yang berbeda di-alam dengan pengalaman yang berbeda pula, membawa saya pada tanda tanya yang mengatakan ada apa dengan gejolak manusia yang berbicara bahkan bertindak. ketika saya menemukan orang yang mampu memahami saya, pikiran bahkan perasaan seakan menyatu dengan mereka, begitu sebaliknya ketika menemukan orang yang berbeda dengan saya seakan goncangan batin terus berderik mengatakan amarah yang tersembunyi dalam hati saya.

mungkin ini bertanda di-alam ini bukan kita menemukan yang sama, tapi menemukan yang berbeda untuk disatukan dalam keselarasian yang menganduang kesabaran untuk menemukan kebenaran yang paling kecil  untuk saling menghargai satu dan yang lain. seperti ungkapan chairil anwar keramayan punya banyak cerita, tapi kesunyian punya banyak rahasia. banyak kenyataan yang harus ditelusuri dalam heningan kemanusian untuk menemukan singfoni gerak yang menyeluruh tanpa batas untuk memahami kehidupan. ya, belajar adalah modal untuk meraih mimpi dan harapan untuk dilelusuri makna dan kalimat manusia, semua tak ada kata menyerah untuk meraihnya.

mana-kala sejarah manusia  adalah cermin terdahap sekat-sekat yang tak pernah habis untuk direnugkan, menggali lautan sebagi metafora untuk menuliskan riwarat pada sejarah manusia yang dikenal maupun yang tak dikenal. semua ini adalah demi perubahan pada diri yang satu. bukan pada keramayan yang di-pahami satu persatu, alangkah bijaknya kata-kata tagore, hidup ini membuat saya bingung bahwa aku benar-benar ada, mungkin ini  landasan yang paling fundamental bagi saya sebagai manusia, yang terus mencari hidup ini. apakah saya berjarak sebagai manusia atau-pun menjauh sebagai kekuataan untuk menginggat tulisan tuhan. merenung, menyendiri, memahami, mengerti, sebagai sebab pada transformasi pada akibat yang lebih baik.

sedikit cerita dari sang guru, dua minggun yang lalu aku bersama empat orang, bisa dikatakan mereka adalah guru saya, kami duduk dan bercerita tentang perjalan kehidupan yang pernah mereka alami, pada satu titik saya sempat menagkap ungkpan mereka, mereka berkata begini, adik :  jangan berharap mendaptkan kebahagian jikalau penderitaan belum engakau laksanakan, saya mencoba merenungnya pada akhirnya saya berkesimpulan kurang lebih seperti ini, sejauh ini kita hanya mengatakan dengan konsep bahwa penderitaan, penindasan, kemiskinan,dengan tanda kutip adalah konsep dengan paham defenisinya. secara aktual kita belum memasukinya mungkin membenarkanya secara intektual saya. perasaan kita berbeda dengan perasaan orang yang mengalami penderitaan, penindasan, kemiskinan,  karna kita belum masuk pada kehidupan mereka.  mugkin itulah serita singkat saya dengan mereka semoga ini menjadi harapan untuk menelusuri makna dibalik mata yang terbalik dan mendalam.  moga

entahlah ku-ingin bercerita dalam tulisan :

jogjakarta. 5-juli-2012.

m.teguh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline