Lihat ke Halaman Asli

Surat Buat Pengurus PSSI

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Yang terhormat Pimpinan PSSI

Salam sejahtera bagi kita semua...

Pak Djohar Arfin Husein yang terhormat, belum genap seminggu kepemimpinan Bapak di Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Pak Dohar beserta jajaran komite eksekutif telah berhasil memberikan sebuah kejutan yang tidak lucu menurut kami penggemar sepakbola Indonesia. Bagaimana tidak, Bapak dengan alasan yang terkesan dibuat-buat mendepak Alfred Riedl dari kursi pelatih Tim Nasional Indonesia. Kejutan ini jadi lebih terasa menyakitkan mengingat dalam waktu dekat TIMNAS harus berjibaku dalam ajang Pra Piala Dunia menghadapi Turkmenistan.

Mungkin kami hanya sebagian dari masyarakat bodoh yang entah kenapa begitu mencintai sepakbola Indonesia dan ingin melihat sepakbola Indonesia berdiri sejajar di lapangan hijau dan di luar lapangan setidaknya untuk kawasan Asia, jika terlalu muluk-muluk untuk berkeinginan di tingkat dunia.

Kami mengetahui (lewat media) bahwa Bapak, dkk terpilih secara sah lewat Kongres Luar Biasa yang diadakan belum lama ini. Kami merasa sangat bersyukur atas terpilihnya Bapak, setidaknya kami tidak melihat mimpi buruk itu menimpa PSSI lewat sanksi yang kemungkinan dijatuhkan FIFA jika kongres gagal.

Kembali lagi ke 'surprise' yang baru Bapak, dkk berikan.
Sejujurnya kami tidak dapat memahami keputusan yang Bapak ambil dengan memecat Alfred Riedl. Berhembus kabar, alasannya adalah karena Pak Alfred Riedl tidak mempunyai kontrak dengan PSSI, Bapak tidak menemukan kontrak Alfred Riedl di PSSI, satu lagi kabarnya Pak Alfred Riedl hanya dikontrak secara personal dengan Bpk. Nirwan D. Bakrie yang kebetulan juga sebagai wakil ketua umum pada saat itu.

Kami sgt mendukung hal ini jika dilakukan demi pembenahan dan penataan kembali di tubuh PSSI. Akan tetapi kami kecewa, langkah-langkah ini diambil terkesan tanpa ada konfirmasi dengan pengurus PSSI yang lama dan dengan Alfred Riedl sendiri untuk memahami duduk persoalan.

Sejatinya Pak Alfred Riedl tidak terlalu mengecewakan jika tidak ingin Bapak anggap berprestasi selama kurang lebih 1 tahun menukangi Timnas Indonesia. Kami berkeyakinan dia sangat dicintai (baca: dihormati) para pemain dan juga dicintai oleh para penikmat bola di tanah air. Sikap disiplin dan tegas yang menjadi ciri khas Pak Alfred Riedl sangat dibutuhkan dalam sepakbola.

Masih segar dalam ingatan kita, pada perhelatan AFF Suzuki Cup di bulan Desember tahun lalu, betapa sepakbola kita seakan terlahir kembali, euforia dimana-mana, lagu Garuda di Dadaku begema di setiap sudut penjuru tanah air, yel-yel Indonesia....Indonesia...membahana, rasa bangga dan haru berkobar tak kala lagu Indonesia Raya berkumandang sebelum pertandingan dimulai.
Karena apa?
Karena Timnas yang selama ini menjadi bahan ejekan menjelma menjadi sebuah kebanggaan yang luar biasa.
Karena siapa?
Tentu karena para Laskar Garuda yang bermain sepakbola, bukan berpolitik.
Tentu karena didukung juga oleh seorang pelatih bertangan dingin, dialah Alfred Riedl. Pelatih yang masih diharapkan para pemain dan masyarakat pecinta sepakbola nasional menukangi Timnas.

Tanpa bermaksud mengesampingkan jasa dan upaya pihak-pihak terkait yang berbuat untuk TIMNAS, beliaulah (Alfred Riedl) yang setidaknya berjasa besar untuk kebesaran TIMNAS akhir-akhir ini????
Jika memang alasan bapak memecat Alfred Riedl adalah karena Alfred Riedl tidak mempunyai kontrak resmi dengan PSSI, Bapak bisa membuat kontrak baru Alfred Riedl dengan PSSI bukan?

Kami hanyalah orang 'kecil' yang tidak mempunyai kekuasaan apa-apa, akan tetapi bukan berarti kami juga tidak berhak untuk mengetahui duduk persoalan yang berkepanjangan ini. Jika memang benar alasan Bapak dalam hal pemecatan Pak Alfred Riedl, saya hanya berharap Bapak bisa buktikan kebenarannya kepada kami masyarakat Indonesia. Kami butuh keterbukaan dan kami butuh transparansi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline