Lihat ke Halaman Asli

Telusuri Jejak Sejarah Kesenian Kuda Lumping di Desa Jurang Blimbing, Sudah Ada sejak 1960?

Diperbarui: 5 Desember 2022   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesenian Kuda Lumping di Desa Jurang Blimbing. (Dokumentasi pribadi)

Telusuri Jejak Sejarah Kesenian Kuda Lumping di Desa Jurang Belimbing, Sudah Ada Sejak 1960?

Siapa yang tak mengenal kuda lumping? Kesenian khas Indonesia yang telah menyebar luas di Tanah Jawa. Kesenian tersebut dipercaya berasal dari Jawa Timur, tetapi terus menyebar di dataran Jawa dan mulai dikenal sebagai tarian tradisional khas di berbagai daerah. Salah satu daerah tersebut adalah Desa Jurang Blimbing, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah.

Desa Jurang Blimbing mengklaim bahwa kuda lumping merupakan budaya khas desa mereka. Hingga kini, kuda lumping terus dipentaskan, dikembangkan, dan dipromosikan sebagai produk budaya desa tersebut. Dalam upayanya tersebut, Desa Jurang Blimbing bekerjasama dengan pihak Universitas Diponegoro. Kini desa tersebut berkembang menjadi desa tematik.

Pertemuan dengan Ketua Kelompok Kuda Lumping Desa Jurang Blimbing. (Dokumentasi pribadi)

Pada 25 Oktober -- 5 Desember 2022, Universitas Diponegoro mengadakan kegiatan KKN Tematik Lingkar Kampus Utama (KKN-T LKU) Kelompok 2 dengan tema "Pemetaan dan Pengembangan Potensi Ekowisata Berbasis Inovasi dan Edukasi di Kawasan Kampus UNDIP Tembalang." Pada kesempatan tersebut, kelompok yang ditugaskan di Desa Jurang Blimbing juga berupaya membantu dalam pelestarian budaya kuda lumping.

Seorang mahasiswa UNDIP asal jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, bernama Erias Nur Agisti mencoba mengorek jejak sejarah kuda lumping di Desa Jurang Blimbing dengan melibatkan narasumber ketua kesenian kuda lumping yang juga merupakan ketua RW Desa Jurang Blimbing. Fakta yang ditemukan cukup menarik, di mana ternyata kesenian kuda lumping telah ada sejak tahun 1960. 

Pada saat itu, kesenian kuda lumping masih dikenal dengan sebutan "Turangga Tunggak Semi" yang artinya batang pohon (bonggol) yang bagian bawahnya sudah dipotong tetapi bisa tumbuh kembali.

Booklet Sejarang Kuda Lumping di Desa Jurang Blimbing. (Milik pribadi)

Data dan informasi yang diperoleh kemudian diolah menjadi booklet berjudul "Sejarah Kuda Lumping di Desa Jurang Blimbing". Booklet tersebut kemudian diserahkan oleh narasumber sebagai arsip. Booklet tersebut diharapkan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya, utamanya sebagai media edukasi dan pengenalan budaya kuda lumping kepada generasi muda penerus kebudayaan di Desa Jurang Blimbing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline