Entah apalagi sajian Kuliner setelah Sate, Bakso dan Nasi Goreng yang pernah menjadi rebusan dan gorengan secara politik. Sebagai suatu simbolis yang merepresentasikan sebuah praktek komunikasi politik untuk pereratan dan perikatan dengan simbol sarat makna.
Identitas Kuliner kini bukan hanya menjadi simbol bagi hasil masakan berupa santapan seperti pada umumnya, melainkan meluas menjadi simbol dalam bahasa Politik.
Tidak menutup kemungkinan kelak Gado-gado akan menjadi kuliner politik selanjutnya untuk mengapresiasikan suatu aliansi Politik dalam merebut kekuasaan yang dianggap menghasilkan warna-warni dukungan politik.
Sebuah progres yang identik dengan Makan memakan dalam kondisi dan situasi politik menjadi keunikan tersendiri dalam cita rasa dan selera politik dalam negeri.
Tentang Siapa yang menjadi koki dalam simbol politik, Pengantar dan Penyaji makanan merupakan bias-bias dalam kode dan mode trendi dalam politik jaman jahiliyah, lhoo kok...!!! karena kurangnya memahami bahasa akademis secara komunikasi politik sehingga kuliner menjadi target dan sasaran pendekatan untuk saling santap menyantap dalam proses makan memakan dengan teman semeja makan.
Namun pada perspektif berbeda, apabila dinalar secara psikologis politik, penggunaan Kuliner dalam Komunikasi Politik dapat menjadi indikator kuat sebagai simbol makna kelaparan dan kerakusan para tokoh untuk menikmati setiap makanan yang tersaji saat itu, tata cara dan pemilihan menu menjadi kode-kode politik yang terkesan jadul dan terbelakang.
Kemudian, Untuk dapat menikmati sajian cita rasa kuliner politik bukanlah hal yang mudah, harus membutuhkan koki yang handal yang mampu mengolah bahan, seperti menggoreng untuk mendapatkan rasa enak meskipun belum tentu terasa enak, dapat dimaklumi keenakan hanya sebagai nilai secara politis di meja makan.
Cara penyajian yang khas pada Kuliner Politik adalah dengan menyediakan Media Massa, agar kebersamaan dalam menikmati hasil masakan dapat dipublis dan mendapatkan respon dan nilai politis yang dituju bagi target dan sasaran, meskipun itu tidaklah begitu efektif.
Apakah Anda minat menikmati sajian kuliner politik ? Mungkin Anda dapat menghubungi para petinggi partai untuk dapat memasak melayani anda sebagai rakyat bukan hanya melayani tokoh politik semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H