Lihat ke Halaman Asli

Adi Prayuda

Seorang dosen, penulis, dan murid meditasi

Sering Merasa Dilema? Tanyakan 2 Pertanyaan Ini untuk Mengatasinya

Diperbarui: 27 November 2022   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: greeners.co

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dilema/di*le*ma/dilma/(n) adalah situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan; situasi yang sulit dan membingungkan. Kita semua mungkin pernah mengalami kondisi yang mengharuskan kita mengambil sebuah keputusan diantara pilihan-pilihan yang sulit, bisa sama-sama baik, bisa juga sama-sama tidak menyenangkan. Bisa dalam aspek cinta, pekerjaan, kesehatan, keuangan, keluarga, dan persahabatan.

Anak remaja dekat dengan urusan asmara, sehingga dilemanya biasanya muncul di aspek tersebut. Orang dewasa mengalami dilema di aspek pasangan hidup, keluarga, pekerjaan. Begitu juga orang tua, kemungkinan besar dalam hidupnya menghadapi dilema yang memerlukan kejernihan berpikir untuk membuat keputusan. Kalau dijabarkan satu per satu tentu akan sangat banyak kondisi-kondisi yang membuat kita dilema: Memilih pacar, memilih suami/istri, mengganti pekerjaan, pindah ke kota lain, mengambil pensiun dini, dan lain-lain.

Tulisan ini tidak membahas secara detail hal-hal apa saja yang masuk ke dalam kategori dilema, biarlah hal itu menjadi urusan pribadi kita masing-masing. Tulisan ini lebih fokus kepada memberi sebuah metode yang bisa kita gunakan untuk mengatasi dilema. Metode ini bernama pola gelang karet. Bayangkan tubuh kita ada di tengah-tengah dua gelang karet besar. Satu gelang karet menarik tubuh kita ke kiri, yang satu lagi menarik tubuh kita ke kanan. Kita kebingungan (dan kesakitan) oleh karena tarikan dua gelang karet yang berbeda arah ini.

Dua gelang karet ini adalah perwakilan dari dua pertanyaan. Pertanyaan pertama adalah "APAKAH YANG MENAHAN SAYA?". Gelang karet kedua adalah perwakilan dari pertanyaan "APAKAH YANG MENDORONG SAYA?". Sekilas, metode ini seperti variasi sederhana dari pertanyaan konvensional: "Apa faktor-faktor yang pro dan apa faktor-faktor yang kontra?" Teman-teman bisa gunakan metode dua pertanyaan ini untuk membantu mengurai keruwetan pikiran dan emosi dalam mengambil keputusan.

Tulis hal-hal apa saja yang sekiranya menahan dan mendorong diri teman-teman dalam megambil keputusan. Pisahkan ke dalam dua tabel, kemudian amati. Bila sudah menjadi tulisan akan lebih mudah diamati dibandingkan ketika masih menjadi keributan di kepala. Menulis bisa menjadi media penyembuhan. Dengan menulis, kita mengalirkan kerumitan di kepala ke dalam kata-kata. Ada juga yang mengalirkan kerumitan pikiran dan emosinya dengan menggambar dan mewarnai. Ini juga memberi efek penyembuhan.

Mungkin saja hal ini tidak bisa selesai dengan sekali duduk. Perlu jeda beberapa waktu untuk mengumpulkan hal-hal pendorong (positif) dan penahan (negatif) yang lain, sehingga kita bisa melihat lebih utuh dan lengkap. Dengan menulis seperti ini kita, selain menghadapi kicauan pikiran kita, juga melihat emosi-emosi kita sendiri. Setiap orang punya masalahnya masing-masing. Namun, memilih untuk menghadapi masalah dengan pertimbangan yang arif adalah ciri manusia yang kuat dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. (*)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline