Lihat ke Halaman Asli

Petani kepada Anaknya

Diperbarui: 1 September 2021   03:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang petani kepada anaknya

mutiara, kamu akan dapat merasakanya dimana harapan melanda memanen esok, dan kamu akan berlawan pasti.

dasarnya tumbuh kecambah , setia tanpa tergugah kokoh bagai menatap dalam kepusat bumi, lalu kamu nak mutiara, kamu sendiri akan takjub pada kekuatan yang dikandungnya

Demikian mutiara, kamu yang lahir berdiri hanya akan hidup bagai semusim panen tawa dan senda bagai menyambut lumbung padat berisi

Mutiara, bapakmu ini setangkai kembang layu yang pernah cinta pada dinda yang seperti mentari di kaki langit, "ibumu"

Mutiara, seiring waktu bakal kamu temui jawabanya kalau tanah bersikap adil dan dinda itu ibumu yang seperti mentari diciptakan membagi indahnya hanya untuk menyemai kembang dan pucuk-pucuk untuk kembali mekar dan semi.

Mutiara nanti juga kamu temui Suatu danau jauh dari keramaian

Sebuah perahu pohon kerukan

Sebuah dayung, lalu suara lebah asik mencicipi madu kembang liar ditepi.

Sedang, semua itu danau, perahu, dayung, lebah dan kembang

semuanya kamu yang punya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline