Lihat ke Halaman Asli

Adi Pratama

Mahasiswa

Pemanfaatan dan Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) menuju Keluarga Sehat pada Ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

Diperbarui: 5 Juni 2024   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Sosialisasi (dok. Pribadi)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Non Reguler 6 (KKN NR 6), Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Sub Kelompok 10 menanam tanaman obat keluarga di Desa Balongsowo, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (18/05/2024).

Tanaman untuk obat herbal tersebut seperti, lidah buaya, kunyit, lengkuas, kencur, jahe, kumis kucing, salam, sirih hijau, dan sirih merah.

Masing-masing mahasiswa tersebut Joanne Intania Rut Simunapendi (akutansi), Adi Pratama Agholia  (Teknik Sipil), Arrozi Hiban Faudhiki Yusuf (Psikologi),. Mereka semua dibawah Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Handy Febri Satoto, S.T., M.T.

Program penanaman TOGA ini merupakan hasil diskusi dari mahasiswa bersama Ibu ibu PKK Desa Balongdowo. Upaya program penanaman TOGA ini sudah pernah dilakukan oleh ibu ibu PKK, tetapi program tersebut belum terlaksana dengan maksimal dikarenakan tidak terurus dengan baik. Seperti yang dikatakan oleh salah satu petugas kebersihan dibalai desa Balongdowo "Sebenarnya sudah pernah ada gerakan menanam TOGA di sekitar lahan milik balai desa. Tetapi, akhirnya tidak terurus." jelasnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut mahasiswa KKN NR 6 Sub Kel 10 bekerja sama dengan Ibu ibu PKK setempat terkait Perbaikan dan penanaman Kembali di lahan TOGA yang telah ada sebelumnya. Di lahan sekitar TOGA tersebut juga dibuat pagar pembatas guna melindungi tanaman. Langkah tersebut diharapkan dapat memastikan keberlanjutan dari program penanaman TOGA. 

Untuk memberikan informasi lebih lanjut mahasiswa KKN KKN NR 6 Sub Kel 10  melakukan sosialisasi di balai desa balongdowo Bersama ibu ibu PKK tentang Tanaman Obat Keluarga (TOGA), macam-macam TOGA beserta manfaat, cara pengolahan, dan implementasinya di Perkotaan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan keluarga. Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung SDG's (Sustainable Development Goals) ke-15 yaitu Melindungi, Merestorasi dan Meningkatkan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem Daratan, Mengelola Hutan Secara Lestari, Menghentikan Penggurunan, Memulihkan Degradasi lahan, serta Menghentikan Kehilangan Keanekaragaman Hayati dan Goals ke-3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu agar masyarakat setempat memiliki pengetahuan tentang TOGA, apa saja manfaatnya, dan bagaimana cara mengolahnya, serta diharap mampu memanfaat pekarangan rumahnya dengan menanam TOGA untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan keluarga. 

Selain sosialisasi, dibagikan juga Poster yang dilengkapi dengan barcode web berisi informasi tentang TOGA. Dengan menanam berbagai macam TOGA seperti tanaman lidah buaya, kunyit, lengkuas, kencur, jahe, kumis kucing, salam, sirih hijau, dan sirih merah masyarakat dapat merasakan manfaatnya sendiri. TOGA sebagai obat tradisional memiliki kelebihan diantaranya efek samping yang relatif kecil, efeknya yang lambat tetapi jelas khasiatnya, bersifat holistik atau memiliki kombinasi efek dalam satu ramuan.

Penanaman TOGA (dok. Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline