Lihat ke Halaman Asli

Adi Setiawan

Orang biasa yang tidak ada istimewanya bapak dari 1 istri dan 3 anak

Puisi Sang Malaikat maut

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13304352261576143289

Senja merah merona diatas Gedung tinggi, Seiring dengan kicauan sang merpati yang suka ingkar janji, Buaian kata tlah membuat hancur isi hati sang Bidadari, Tak kala sang Malaikat tak bersayap sang pengobral janji, Teteskan Air mata tanda kesedihan hati, menikam jantung menggelepar mati, kini hanya bisa sesali diri, ketika ikuti bisikan setan tentang alibi, demi kenikmatan sesaat kini engkau khianat, mengikuti ajaran sesat bercampur bangsat, disaat semua terasa nikmat sesaat, kau lupa apa itu namanya Sholat kau kata nanti akan tobat ,tapi siapa yang tau kapan akan masik liang lahat, padahal engkau orang terlaknat bergaya malaikat tapi sepertinya kau tau kapan itu kiamat Lagak mu seperti bedebah bangsat kau anggap semua bakal selamat, yang penting sekarang ambil dulu yang nikmat nanti baru kau tobat aku tahu sebentar lagi kau akan hancur karena tiada waktu untuk kau kabur karena namamu sudah tercatat oleh sang penggali kubur itulah siksa untuk orang yang takkabur dunia akhirat akan babak belur jangan lah berjudi dengan umur isilah hidupmu dengan tafakur jangan menunggu jika usiamu sudah uzur atau menunggu gajah bertelur karena hidup itu mesti bersyukur




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline