Lihat ke Halaman Asli

Adi Setiawan

Orang biasa yang tidak ada istimewanya bapak dari 1 istri dan 3 anak

Mari Menjadi "Pengemis"

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Aha..... anda pasti tersentak dengan judul tulisan saya yang begitu provokatif mengajak untuk menjadi pengemis yang konotatifnya adalah orang yang meminta-minta dijalan,gembel,pemalas,tuna wisma,tuna karya dll yang bersifat negatif,karena mindset kita telah dibuat sedemikian rupa sehingga seperti sebuah komputer yang super canggih otak kita mensearching kata pengemis seperti wikipedia yang selalu ada dihalaman pertama situs pencarian. dengan berbagai makna baik yang sebenarnya atau konotasinya lainnya.

Pengemis yang saya maksud dengan judul diatas adalah pengemis memohon keridhoan Allah SWT yang maha kaya, mengapa saya menganjurkan atau mengajak mengemis kepada Allah? karena seperti kita ketahui orang yang mengemis baik di jalan, kantor,pemerintah atau dimanapun tempatnya selalu menggunakan bahasa yang santun dan memelas ,merendahkan diri serendah-rendahnya. itu dilakukan dengan harapan agar orang kaya, pejabat,penguasa atau apapun sebutannya bisa memberikan "sedekah",hadiah,zakat atau apapun bentuknya. lalu apa hubungan dengan judul diatas? seperti kita ketahui bahwa manusia adalah mahluk lemah yang mempunyai banyak kekurangan dan ketidak berdayaan akan tetapi banyak orang ketika mengiginkan "sesuatu: apakah itu harta,jabatan,pangkat dll, orang rela merendahkan dirinya,menjual harga dirinya atau menjadi seorang pengemis. padahal menurut saya kita boleh menjadi pengemis yang meminta-minta apapun yang kita kehendaki hanya kepada sang pencipta,Dzat yang Maha segalanya,Tuhan pencipta yang menjadikan suatu yang tiada menjadi ada,Dzat yang maha kaya , kepunyaannyalah yang dilangit dan dibumi. jadi mari menjadi pengemis yang mengemis keberkahan,keridhoan,kasih sayang dll hanya kepada Illahi Robbi yang maha kaya,yang maha pengasi ,maha penyayang,maha pengampun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline