Lihat ke Halaman Asli

Sentuh Hatinya

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

seorang guru yang baik bukanlah hanya menilai dari kognitip siswa tapi membimbing afektifnya

terkadang guru lupa bahwa tugasnya bukan hanya mengajar tapi mendidik, setiap tingkahnya menjadi sorotan bagi setiap siswanya, setiap tutur katanya seperti pahat yang akan mengukir sebuah kayu

jadi seharusnya guru lebih aktif untuk menyentuh hati setiap siswa, karena negeri kita ini kering dengan orang-orang yang cerdas hatinya.

bukankah ilmu adalah sebuah pisau bermata dua, jika ia dipegang oleh  orang yang salah maka pisau itu akan melukai orang lain, tapi jika pisau itu dipegang oleh orang yang cerdas hatinya maka akan menjadi pelindung untuk banyak orang dan akan lebih bermanfaat.

orang pintar sudah cukup banyak tapi harus kita akui orang benar semakin sedikit.

hakikat kehidupan ini adalah kembali pada Tuhan, semua kejayaan di bumi akan di hisab oleh penghisab yang paling adil, setiap tangis karena takut kepada Tuhan akan menjadi penyelamat. maka  sudah sepatutnya seorang guru memperhatikan kecerdasan SQ siswanya. mari kita ajarkan kepada mereka bahwa semakin banyak kita belajar kita akan semakin berdecak kagum kepada Tuhan, betapa terbatasnya otak kita dan betapa kuasanya Ia.

semakin kita mengetahui sejarah sebuah ilmu, dan hakikat ilmu itu sendiri kita akan semakin penasaran kenapa bisa terpikir sampai sejauh dan sedetail itu konsepnya yang mereka temukan . jika tanpa petunjuk Tuhan, mungkinkah hal itu terjadi ? rasanya mustahil.

Tuhan kita yang maha kaya akan ilmu jadi untuk apa kita berlari menjauhinya demi mencari setitik tetesan ilmu dariNya tapi kita terlalu sombong untuk mengakuinya sehingga seolah ilmu itu di buat oleh manusia. Tuhan begitu maha kasih menganugerahi kita otak untuk memudahkan kita dalam menjalani hidup ini .

begitu tersadarkan, dengan semua tulisan di atas yang bukan datang dari penulis ini, sudah saatnya kita bertafakur, generasi masa depan ada di tangan seorang guru, karena guru adalah sebuah kunci masa depan. bukakanlah ! gerbang masa depan yang penuh pujian untuk Tuhan agar kita menemukan tempat yang damai

(di kutip dari ucapan salah seorang dosen)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline