Istilah sibernetika/sibernetik atau dalam bahasa Inggris disebut cybernetics berasal dari bahasa Yunani Kuno, kybernetes yang berarti pilot, jurumudi, kemudi atau gubernur, akar kata yang sama dengan pemerintah. Istilah sibernetik digunakan untuk menggambarkan cara bagaimana umpan balik (feedback) memungkinkan berlangsungnya proses komunikasi.
Teori belajar sibernetik ialah Teori belajar yang relatif baru dibandingkan dengan Teori belajar yang lain. Teori belajar ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Berdasarkan Teori sibernetik, belajar yaitu pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yakni mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar.
Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi ialah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari oleh siswa. Informasi ini lah yang akan berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Berbagai teori belajar dan pembelajaran seperti teori sibernetik yang belum aktif diterapkan, maka seorang guru menerapkan teori belajar yang sesuai dengan kondisi, konteks, serta sarana dan prasarana dalam pembelajaran yang dihadapi.
teori sibernetik merupakan teori belajar yang menitikberatkan pada penyampaian informasi. Dalam proses penyampaian informasi ini, interaksi antara pendidik dan peserta didik menjadi penting agar peserta didik dapat menerima, memproses, dan menyimpan informasi dengan baik dalam ingatan mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana teori belajar sibernetik diimplementasikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Teori ini lebih fokus pada proses daripada hasil belajar siswa, dan kesuksesan implementasi teori ini diukur melalui umpan balik dari siswa, seperti tanggapan atau jawaban saat guru memberikan pertanyaan.
Diharapkan bahwa dengan menerapkan teori belajar sibernetik dalam pembelajaran, tingkat kreativitas siswa terhadap materi pelajaran pendidikan agama Islam dapat meningkat dibandingkan dengan metode konvensional sebelumnya yang cenderung kurang responsif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H