Lihat ke Halaman Asli

Jokowi, Oase di Tengah Sahara?!

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya belum pernah bertemu dengan beliau, baik dulu maupun saat ini. Saya pun belum pernah mengenalnya hingga booming pemberitaan tentang Walikota Solo yang lebih senang menggunakan mobil dinas hasil karya anak – anak SMK dari pada menggunakan produk impor. Sejak saat itu, nama beliau mulai akrab di telinga saya. Pemberitaan media tentang beliau mengangkat pamor beliau di mata masyarakat. Bahkan mungkin beliau melebihi pamor SBY saat ini. Sekali lagi ini hanya perkiraan saya.

Namun saya bukan asal ngomong bila mengatakan demikian. Saat SBY bersama partainya didera berbagai permasalahan korupsi, Jokowi tampil di mata publik sebagai pemimpin yang sederhana, bersahaja dan merakyat. Tak pelak ini menjadikan beliau sebagai idola baru bagi masyarakat, bukan hanya masyarakat Solo saja tapi juga seluruh rakyat Indonesia yang begitu merindukan pemimpin yang pro-rakyat, bukan justru sebaliknya.

Sekali lagi, saya mengenal beliau hanyalah lewat media semata. Sehingga saya tak bisa memberi garansi, apakah semua yang dilakukan beliau saat ini adalah murni dari kepribadian beliau atau hanya politik pencitraan sebagaimana yang biasa dilakukan oleh politisi – politisi lainnya. Tentu saja, masyarakat Solo dan sekitarnya lebih tau tentang beliau melalui keseharian beliau ataupun melalui kebijakan – kebijakan yang beliau terapkan dalam memimpin kota Solo.

Terlepas dari itu semua, sosok Jokowi saat ini memberikan warna tersendiri di kehidupan perpolitikan indonesia saat ini yang penuh dengan kasus korupsi, ketidakadilan hukum serta pemelaratan rakyat. Jokowi memberikan harapan baru bagi masyarakat Indonesia bahwa masih ada pemimpin di indonesia yang patut untuk diharapkan membawa indonesia ke arah yang lebih baik. Jokowi memberikan contoh kepada birokrat dan elit politik bangsa ini bahwa beginilah seharusnya mereka memimpin, mendahulukan kepentingan masyarakat di atas kepentingan partai, golongan apalagi pribadi. Jokowi mengajarkan itu semua kepada wakil dan pemimpin rakyat ini. Meskipun sebenarnya mereka pun sudah menyadari hal itu tanpa harus diberitahu oleh Jokowi.

Opera Van Java (OVJ) Live Solo semakin menambah apresiasi saya terhadap Jokowi. Tanpa canggung dan segan beliau duduk bersama-sama dengan masyarakat untuk menyaksikan aksi-aksi lucu Sule dan kawan-kawan. Beliau menyaksikan itu tanpa ada pengawalan polisi dan Body Guard. Sungguh berbeda dengan beberapa pemimpin yang harus dikawal lusinan polisi agar merasa aman dan nyaman. Guyonan – guyonan Andre Taulani dan kawan-kawan pun beliau tanggapi dengan antusias sambil sesekali mengangkat tangan memberi apresiasi atas penampilan OVJ. Dan ketika beliau dipersilahkan untuk naik ke atas panggung memberikan arahan kepada masyarakat, saya semakin terpana melihat pakaian beliau. Sungguh sangat sederhana sekali. Mengenakan kemeja dan menggunakan celana jeans layaknya masyarakat umum. Tak seperti kebanyakan pemimpin yang lebih sering menggunakan setelan pakaian yang mewah dan wah. Saya kemudian berfikir, seandainya saya bertemu dengan beliau niscaya saya tak akan mengenali beliau sebagai Walikota Solo. Masyarakat Solo patut bersyukur bahwa mereka memiliki pemimpin seperti beliau.

Keputusan PDI-P (saya tak ada hubungan sama sekali dengan PDI-P, bukan sebagai kader apalagi pengurus partai) untuk mengusung beliau sebagai Cagub DKI mungkin adalah keputusan yang cerdas dan tepat. Dengan pamor beliau saat ini, bukan tak mungkin beliau akan mengalahkan pesaing – pesaing beliau menuju DKI-1. Bahkan bukan tak mungkin, suatu saat beliau akan menjadi presiden RI bila beliau tetap menjaga kepribadian beliau seperti saat ini. Seandainya beliau kalah dalam Pemilukada DKI, masyarakat solo pun pastinya dengan tangan terbuka akan menyambut beliau kembali ke Solo.

Jokowi memberikan harapan baru bagi masyarakat Indonesia. Beliau bagaikan oase di tengah sahara. Memberikan kesejukan, kesegaran dan harapan akan hidup yang lebih baik di tengah – tengah keadaan bangsa ini yang penuh dengan permasalahan korupsi, ketidakadilan hukum, kenaikan BBM, dekadansi moral dan lain – lainnya.

Terlalu dini untuk menghukumi bahwa beliau adalah pemimpin terbaik dan harapan yang selama ini dinanti oleh masyarakat. Manusia selalu berubah, bukan tak mungkin Jokowi pun akan berubah menjadi umumnya politisi saat ini. Namun tak ada salahnya untuk berharap, sisanya biarlah waktu yang akan menjawabnya.

Gorontalo, 18 Maret 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline