Lihat ke Halaman Asli

Diabetes Diary: Pengalaman Mendampingi Ibu Menghadapi Perubahan Gaya Hidup Setelah "Dirasuki" Diabetes

Diperbarui: 22 Juni 2024   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

   "Setiap hari rasanya badan kaya ditusuk-tusuk" ujar ibuku. Halo semuanya, Perkenalkan aku adalah anak dari seorang ibu hebat yang mengidap sebuah penyakit yang belum ada obatnya. Ya itu adalah, Diabetes. Sejak tahun 2020, ibuku terindikasi menderita penyakit diabetes type 2, dimana setelah diagnosa tersebut, keadaan ibuku dan gaya hidup keluargaku berangsur angsur berubah. Sebelum mendapatkan diagnosa bahwa ia terkena diabetes, ibuku merupakan orang yang suka sekali mengeksplore makanan, kami sering pergi ke tempat-tempat viral hanya untuk mencoba makanan yang ada disana, ibuku merupakan penggemar nomor 1 makanan serta minuman manis, ia suka sekali makan kue, dan minum kopi. Hingga puncaknya, pada suatu hari ibuku terduduk di ruang tengah dan mengeluhkan bahwa seluruh badannya terasa melayang dan tidak dapat digerakkan, aku dan keluargaku panik tiada lawan. Akhirnya, pada pukul 11 malam, kami berangkat menuju sebuah klinik yang buka 24 jam di dekat rumahku. Sesampainya disana, dokter langsung mengarahkan ibuku untuk melakukan cek darah. Karena sepertinya, dokter tersebut telah melihat adanya ciri-ciri bahwa ibuku menderita diabetes. Setelah menunggu sekitar 20 menit, dokter kembali dengan ekspresi yang tidak dapat dijelaskan. Akhirnya, dokter mendiagnosa ibuku terkena diabetes type 2, dokter itupun memberikan informasi seputar apa-apa saja yang harus dihindari oleh seseorang yang terkena penyakit diabetes dan aktivitas apa yang baik dilakukan oleh penderita diabetes. Pada awalnya, saya tidak merasa bahwa kondisi ini akan berdampak penuh kepada keluarga saya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, saya mulai menyadari betapa pentingnya perubahan gaya hidup dan perhatian lebih yang harus kami berikan kepada ibu.

   Pertama kali, saat saya mendengar tentang diagnosis ini, keluarga kami merasakan kecemasan yang luar, karena pada waktu itu ibu masih merupakan seorang pekerja di sebuah perkantoran di Bandung. Saya melihat ibu saya seringkali berbicara dengan temannya yang mempunyai nasib serupa, atau ia menonton video-video yang ada di social media tentang bagaimana ia harus bersikap setelah didiagnosa terkena penyakit ini. Mulai pada saat itu, kami mulai turut ikut dan berfokus pada makanan yang sehat, olahraga, dan gaya hidup secara teratur.

   Perubahan signifikan pertama yang terjadi di keluarga saya adalah apa saja yang kami makan setiap harinya. Setelah saya amati, kami mulai mengurangi untuk mengkonsumsi makanan serta minuman manis dan karbohidrat, dan lebih mengutamakan untuk memperbanyak pilihan olahan sayuran, protein rendah lemak, dan karbohidrat kompleks. Saya juga mulai mencari-cari inspirasi di internet untuk mencari resep makanan sehat yang tetap enak dan bervariasi untuk memastikan bahwa makanan yang akan kami konsumsi tidak hanya lezat tetapi juga mendukung dan aman untuk dimakan Ibu.

   Meskipun, pada awalnya kami merasa kesulitan untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan ini, tetapi pada akhirnya kami bisa terbiasa dengan perubahan yang ada. Setelah melakukan kontrol selanjutnya, Ibuku jauh lebih bertenaga dan bersemangat, dan gula darahnya pun beangsur-angsur normal, meskipun ia tetap saja harus memperhatikan makanan apa yang ia makan dan rutin dalam memeriksa gula darah. Selain perubahan dalam pola makan, kami juga mulai melakukan rutinitas olahrga yang lebih teratur. Ibu, dibiasakan berjalan setiap pagi dan saya mendampinginya beberapa kali seminggu jika sedang tidak ada kegiatan. Pada waktu itu, ibu tetap bekerja dengan menggunakan transportasi kereta, sehingga ia juga memiliki kesempatan yang cukup untuk berjalan kaki untuk berjalan dan menaiki tangga. Hal ini tentu saja bukan hanya membantu dalam proses penjagaan gula darahnya, tetapi juga dapat meningkatkan energi dan kesehatannya secara keseluruhan.

   Pada awalnya, kami menganggap perubahan pola makan dan kebiasaan olahraga adalah sebuah tantangan, karena pada saat itu kami belum merasa terbiasa dengan rutinitas-rutinitas baru yang harus dilakukan. Namun, ditengah tantangan-tantangan itu, kami juga mencapai berbagai pencapaian yang luar biasa. Salah satu pencapaian yang luar biasa adalah kami dapat membantu ibu dalam mempertahankan kestabilan gula darah ibu saya dalam rentang yang sehat dengan pengaturan pola makan dan rutinitas olahraga yang lebih teratur. Ini menunjukkan bahwa upaya keras kami semua membawa hasil yang positif. Sekarang, meskipun ibu saya tidak bisa lepas dari "kungkungan" diabetes, tapi kami tetap bersyukur karena masih dapat bersama-sama hingga sekarang. "Alhamdulillah, sekarang badan lebih enak, meskipun tetap kadang suka tiba-tiba lemes, tapi bisa lebih dikontrol" ujar ibuku.

   Pengalaman ini memberikan pengajarann yang luar biasa untuk saya dan keluarga terutama pada hal-hal yang berkaitan dengan gaya hidup dan kesehatan. Saya belajar bahwa perubahan mungkin sulit pada awalnya karena kita masih belum beradaptasi, tetapi dengan waktu dan dedikasi, kita bisa beradaptasi dan membuatnya menjadi bagian baru didalam kehidupan kita. Saya juga belajar mengenai pentingnya bagi kita untuk mengetahui dan mendalami mengenai pendidikan tentang kesehatan meskipun kita bukan berasal dari ranah pendidikan dunia kesehatan, karena dengan mempelajari hal tersebut kitada dapat mengetahui cara bagaimana memprioritaskan pencegahan berbagai penyakit dalam kehidupan sehari-hari.

   Selain itu, saya juga belajar pentingnya dukungan dari keluarga. Karena dukungan dari keluarga merupakan kunci paling penting dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Semenjak saat itu, kami juga menjadi belajar untuk saling mendukung dan bekerja sama sebagai tim untuk turut menjaga kesehatan ibu saya. Pengalaman ini tentu dapat memperkuat ikatan kekeluargaan kami dan juga mengajarkan saya mengenai nilai-nilai kehidupan seperti kesabaran pengorbanan, dan cinta. 

   Ketika saya berkaca dan melihat kebelakang mengenai perjalanan kami mengelola diabetes type 2, saya berharap pengalaman kami dapat memberikan inspirasi bagi orang-orang yang mengalami hal serupa. Saya juga ingin menyampaikan pesan bahwa meski diabetes type 2 merupakan tantangan yang sangat serius, dengan pendekatan yang tepat, serta dukungan kuat yang diberikan oleh keluarga, kita akan bisa mengelola dan mempelajarinya dengan baik. Perjalanan ini sangat mengajarkan saya banyak hal dan saya berharap cerita perjuangan ibu dan kami dapat memberikan semangat serta motivasi dan menambah pengetahuan bagi mereka yang membutuhkannya.

    Kami selalu optimis, kami akan selalu mendukung kesembuhan ibu kami dan kami akan selalu beradaptasi dengan perubahan, dan kami sangat berharap untuk menunggu banyaknya penelitian terkait pengobatan diabetes type 2 di masa yang akan datang. Sehingga, angka diabetes di Indonesia dapat terus ditekan jumlahnya. Dan sampai saat itu tiba, kami akan selalu mendukung ibu dalam menghadapi tantangan ini dengan keberanian dan tekad yang sama seperti yang kami tunjukkan sejak awal, dan para penderita diabetes harus senantiasa memiliki semangat hidup dan semangat dalam berproses menuju kesembuhan, dan tidak lupa untuk selalu berserah dan meminta yang terbaik kepada Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline