Lihat ke Halaman Asli

Latih Indera Anak Lewat Musik

Diperbarui: 29 Januari 2018   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://catfly.id/

Beberapa orang akan cenderung "berlari" ke musik ketika suasana hati mereka sedang tidak baik. Saya sendiri pun begitu. Hanya saja, mungkin saya berbeda, sebab ketika orang-orang yang tengah sedih memilih mendengarkan lagu upbeat untuk mengembalikan suasana hati yang ceria dan tak lagi bermuram, saya justru lebih memilih mendengarkan lagu-lagu yang sesuai dengan suasana hati.

Entah kenapa. Memang, alih-alih menjadi bahagia, saya menjadi lebih sedih dan bahkan mungkin saja shed tears. Tapi itu lebih baik. Hmm, mungkin karena saya butuh "memuntahkan" ekspresi dengan cara itu. Jenis musik yang dipilih tentu sangat berpengaruh pada isu suasana hati ini.

Ternyata musik tak memberikan pengaruh positif pada orang dewasa saja, namun juga pada perkembangan otak anak. Seorang dosen psikologi Universitas Katolik Indonesta Atma Jaya Christ Billy Aryanto memaparkan, bermain musik bisa memberikan pengaruh pada kemampuan berpikir anak sehingga mereka lebih mudah dan cepat dalam menangkap informasi.

Otak anak pun akan berkembang karena distimulasi oleh memainkan alat musik. Apapun jenis alat musik, semuanya bisa membantu perkembangan anak. Contohnya, dengan bermain biola atau piano, kesemua jari anak akan ikut bergerak. Mereka juga akan membaca not balok dan mendengarkan permainan musik, secara tidak langsung melatih kelima inderanya.

Menyadur dari CNNIndonesiaBilly yang memfokuskan penelitiannya pada ranah psikologi musik ini mengutarakan, musik juga bisa membantu anak mengekspresikan emosi baik senang atau sedih. Jadi bila mereka sedang bersedih, alternatif mengembalikan suasana hatinya---seperti kita para orang dewasa---bisa dengan bermusik, entah mendengarkan lagu atau bermain alat musik.

Bermain musik sejak dini akan memberi pengaruh ketika anak telah dewasa. Hal ini bisa dilihat dari struktur otaknya yang berbeda dengan yang tak bermain musik. Bukan hanya dari segi otak, musik pun memberikan dampak spesial pada anak lewat tiga perspektif psikologi: afektif tentang emosi, kogniti mengenai kemampuan berpikir, dan tingkah laku. Dengan musik, emosi anak dapat lebih terkendali, lebih tenang, dan gerak motorik kasar atau halus mereka menjadi lebih baik lewat bermain musik.

Secara kognitif, musik mempermudah anak dalam belajar bahasa baru, sebab musik diolah di bagian otak yang sama dengan mengolah bahasa.

Ada baiknya, anak lebih dibiarkan mendengar musik-musik yang memberikan anak rasa nyaman dan disesuaikan dengan usianya, musik klasik contohnya.

Jadi, jangan ragu ya buat "mencekoki" anak dengan musik. Apapun itu, asalkan tetap sesuaikan musik dengan usia mereka dan mereka tidak merasa dipaksakan. Jangan sampai mereka sudah mendengar lagu yang "tidak-tidak" padahal usianya masih sangat dini. If you know what I mean.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline