Apakah kamu pernah mendonorkan darah?
Donor darah terjadi ketika seseorang secara sukarela diambil darahnya dan digunakan untuk transfusi atau dijadikan obat biofarmasi melalui sebuah proses yang dikenal fraksinasi (pemisahan komponen darah utuh).
Selain untuk menolong orang lain yang membutuhkan, darah yang diambil dari pendonor juga bisa digunakan untuk kebutuhannya sendiri di masa yang akan datang. Hal ini dinamakan donor antologous. Secara relatif, donor darah aman, namun beberapa pendonor memiliki memar tepat di mana jarum disuntikkan atau pingsan setelah menjalani donor darah.
Donor darah bisa dilakukan secara rutin di Unit Donor Darah (UDD) PMI Pusat, Unit Donor Darah di daerah, atau sebuah penyelenggaraan penggalangan donor darah yang diadakan di sejumlah tempat keramaian, kantor perusahaan besar, sekolah, atau universitas.
Namun melansir dari CNNIndonesia donor darah tidak bisa dilakukan sembarangan, sebagaimana diungkapkan oleh Justin Kreuter, M.D., seorang direktur medis dari Mayo Clinic Blood Donor Center di Rochester, Minnesota.
Sebelum menyumbangkan darahnya, terdapat beberapa hal yang harus terlebih dahulu diketahui para pendonor sebagai berikut.
Pendonor tidak mengonsumsi minuman beralkohol atau kafein
Memang tidak ada saran khusus mengenai apa yang harus dikonsumsi calon pendonor sebelum donor darah, tapi ada baiknya calon pendonor sarapan dan makan siang terlebih dahulu dan mengurangi konsumsi minuman yang mengandung alkohol dan kafein, karena akan mengurangi kadar cairan tubuh.
Calon pendonor dalam keadaan fit
Kesehatan calon pendonor harus diperiksa sehingga pendonor tetap dalam keadaan fit, tidak kekurangan zat besi setelah donor darah, dan darahnya pun aman bagi seseorang yang akan menerimanya. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengecek tekanan darah dan denyut nadi."Kami melakukan pinprick untuk memeriksa sel darah merah dan memastikan mereka sehat," tutur Kreuter.
Palang Merah menentukan peraturan, seseorang bisa melakukan donor darah apabila sesuai dengan kriteria kelayakan alfabetis. Bukan hanya untuk menentukan apakah calon pendonor berkualifikasi untuk menjadi pendonor, tapi calon pendonor juga bisa tahu informasi terbaru mengenai kondisi kesehatannya.