Lihat ke Halaman Asli

adinda salsabila

Mahasiswa Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Pentingnya Memahami Bahaya MSG bagi Kesehatan Anak

Diperbarui: 5 Januari 2024   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Monosodium glutamat (MSG) adalah bahan tambahan makanan yang sering digunakan untuk meningkatkan rasa pada makanan. Namun, kekhawatiran tentang dampaknya pada kesehatan, terutama anak-anak, telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir. perlu diakui bahwa industri makanan sering kali memprioritaskan rasa dan daya tarik produk di atas aspek kesehatan. Penggunaan MSG, yang dikenal dapat memperkuat rasa umami, dapat dilihat sebagai bagian dari strategi pemasaran untuk meningkatkan selera makan anak-anak terhadap produk tertentu. Namun, dalam konteks ini, kita perlu bertanya Apakah peningkatan rasa sebanding dengan potensi resiko kesehatan yang mungkin timbul?    

Berdasarkan beberapa penelitian, penggunaan MSG dalam makanan telah dikaitkan dengan potensi efek negatif pada kesehatan anak. Beberapa studi mengaitkan konsumsi MSG dengan masalah kesehatan seperti gangguan tidur, gangguan pencernaan, dan reaksi alergi pada anak-anak.Anak-anak mungkin lebih rentan terhadap dampak MSG karena tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan. 

Beberapa penelitian menyatakan bahwa MSG dapat berdampak negatif pada sistem saraf, perkembangan otak, serta mempengaruhi perilaku dan kognisi pada anak.Meskipun begitu, beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa reaksi negatif terhadap MSG pada anak-anak mungkin tidak merata dan dapat bergantung pada sensitivitas individu. Selain itu, beberapa otoritas kesehatan juga menyatakan bahwa, dalam jumlah yang moderat, MSG mungkin aman dikonsumsi.

Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Konsumsi makanan jajanan di masyarakat diperkirakan terus meningkat mengingat terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri. Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat, serta cita rasa yang sesuai dengan masyarakat.

Makanan olahan buatan pabrik, dari mie instan sampai dengan makanan cepat saji. Dari keripik kentang sampai dengan makanan di warung-warung , yang biasa dikonsumsi, terutama pada saat makan siang. Semuanya mengandung bumbu penyedap atau yang biasa dikenal dengan vetsin atau MSG. Vetsin atau monosodium glutamate (MSG) adalah penyedap rasa yang sering digunakan saat memasak untuk menyedapkan masakan. Setelah diberi sedikit vetsin, makanan dapat menjadi sedap karena di dalam vetsin itu terkandung asam sodium glutanik (glutanic acid sodium). MSG dapat digunakan dalam berbagai makanan yang memiliki rasa gurih termasuk daging, ikan, berbagai sayuran, berbagai saus, berbagai sup dan berbagai bumbu. MSG menimbulkan gabungan rasa yang baik antara rasa asin dan asam.

Memang tidak dapat dipungkiri, kelezatan suatu hidangan dapat menambah gairah santap. Berbagai carapun dilakukan untuk menghasilkan suatu hidangan yang lezat. Salah satunya dengan menambahkan sedikit bahan penyedap rasa instan (MSG) ke dalam hidangan tersebut. MSG yang terdiri dari air, sodium, dan glutamat,  ini mudah didapat dan harganya pun murah. Sehingga sering membuat kita lupa akan adanya efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi MSG ini.
Usia anak-anak atau masa pertumbuhan lebih sensitif terhadap efek MSG daripada kelompok dewasa. Banyak penyakit berat mengintai tubuh anda, di balik rasa gurih yang ditimbulkan oleh vetsin. Dampak MSG bagi kesehatan dalam jangka pendek (symptom complex MSG) antara lain perut mual, sakit kepala, mudah mengantuk, keringat berlebihan, wajah dan leher terasa panas, wajah terasa kaku, jantung berdetak kencang, nyeri dada, kesemutan.

Dampak MSG dalam jangka panjang antara lain:
1.Menurunnya fungsi otak
Ketika sel-sel neuron di otak menerima senyawa Monosodium Glutamat (MSG), mereka menjadi sangat bergairah dan meningkatkan impulsnya sampai pada tingkat kelelahan yang sangat tinggi. Tapi, beberapa jam kemudian neuron-neuron tersebut mati seakan-akan bergairah untuk mati. Jika banyak sel neuron yang mati, maka fungsi otak pun bisa menurun, yang tentunya sangat berbahaya bagi perkembangan otak, terutama anak-anak. Dalam suatu percobaan, anak-anak yang mengonsumsi sup mengandung MSG dan meminum Nutrasweet (soft drink) darahnya akan mempunyai tingkat excitotoxin (keracunan) enam kali lebih besar dari excitotoxin yang menghancurkan hypothalamus neuron pada bayi, Jadi MSG dapat menyebabkan menurunnya fungsi otak dan semakin muda anak yang mengonsumsi MSG, semakin besar bahaya yang dapat ditimbulkan MSG pada otak sehingga jangka panjang akan mengurangi kecerdasan pada anak.
2. Kanker
MSG dapat menyebabkan kanker karena Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. Pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak amat berpengaruh. Potensi terjadi kanker saat dewasa apabila sejak anak-anak sudah mengkonsumsi MSG.
 3. Alergi
MSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau bahkan oleh histamin
4. Adiktif
Adiktif atau zat yang membuat ketagihan diduga terdapat dalam MSG. Kebanyakan orang obesitas menyukai snack yang mengandung MSG, sehingga memperberat derajat kelebihan berat badan orang tersebut.
5. Hipertensi.
Kandungan natrium di dalam MSG beserta sifat adiktif yang ada pada MSG, dan sebagai salah satu penyebab hipertensi (tekanan darah tinggi).
6.Obesitas.
MSG mengganggu hubungan endokrin antara meta-thermoregulatory modulators  (neuropeptida dan leptin) dan brown fat. MSG mengurangithermogenicity brom fat sambil menekan asupan makanan. Artinya, MSG berpotensi menyebabkan obesitas bahkan ketika seseorang mengurangi asupan makanan sekalipun.
Disamping dampak jangka panjang seperti uraian diatas MSG juga berdampak terhadap organ jantung seperti detak jantung tidak teratur (Aritmia), kekacauan irama jantung atau terlalu cepat (fibrilasi atrium), detak jantung lebih dari 100 kali per menit (tachycardia), ataupun jantung berdetak sangat lambat. Gejala ini biasanya disertai perasaan cemas dan was-was. Bahkan, jantung kekurangan suplai darah sehingga menimbulkan nyeri dada yang sangat hebat (angina).MSG Juga menyebabkan otot kaku, nyeri sendi, kerusakan sistem syaraf seperti depresi, migrain, insomnia, juga disorientasi, penyakit parkinson, alzheimer, dan autisme. Konsumsi MSG secara berlebihan juga dapat memicu masalah sistem pernafasan seperti bersin-bersin dan asma.

Melihat begitu banyak dampak yang ditimbulkan oleh konsumi MSG atau vetsin secara berlebihan maka jauhkan anak- anak dari bahan berbahaya ini.  Berikan jajanan yang sehat terhadap anak-anak dan hindari snack-snack pabrikan yang diduga banyak mengandung vetsin. Bagi orang tua yang ingin anaknya tumbuh menjadi manusia cerdas, menghindari bahaya MSG merupakan hal yang wajib dilakukan. Wajar saja, mengingat seperti yang disebutkan sebelumnya, zat ini bisa merusak fungsi otak dan nantinya bisa menghambat pertumbuhan kecerdasan. Oleh sebab itu amat penting memberikan makanan yang bersifat alami dan sehat pada si buah hati.

Dari berbagai hasil penelitian, jelas bahwa konsumsi MSG dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan anak. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan tindakan untuk membatasi konsumsi MSG pada anak guna melindungi kesehatan mereka. Selain itu, penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk memahami dampak jangka panjang dari konsumsi MSG pada perkembangan otak anak. Dengan demikian, upaya edukasi dan regulasi yang lebih ketat terkait dengan penggunaan MSG dalam makanan anak perlu ditingkatkan guna melindungi kesehatan generasi mendatang.Pola makan yang seimbang, dengan kandungan gizi yang memadai dan minim penggunaan bahan tambahan, adalah kunci utama menjaga kesehatan anak.Sementara itu,dalam pemilihan makanan, yang mempertimbangkan semua aspek kesehatan dan kebutuhan gizi anak, merupakan langkah yang paling bijaksana dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka yang optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline